Ilustrasi ketika wahana antariksa Cassini berada di dekat Enseladus. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
"Enseladus adalah 'dunia' paling dekat dengan kita untuk meneliti material yang dibutuhkan untuk lingkungan laik huni," kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk NASA Direktorat Misi Sains di Washington, AS. "Hasil ini menunjukkan bahwa kita akan semakin lebih dekat untuk menjawab apakah kita memang sendiri atau tidak di alam semesta."
Jurnal penelitian dari tim astronom dengan misi Cassini, yang diterbitkan dalam jurnal Science, menunjukkan adanya gas hidrogen yang dapat berpotensi menyediakan sumber energi kimia bagi kehidupan di Enseladus. Gas hidrogen tersebut diketahui mengalir ke lautan yang ada di bawah permukaan Enseladus.
Kehadiran hidrogen di lautan air Enseladus dapat membuat kehidupan mikroba -- jika memang benar ada -- bisa menggunakannya untuk memperoleh energi dengan menggabungkan hidrogen dengan karbon dioksida yang terlarut dalam air.
Reaksi kimia ini, yang dikenal sebagai "methanogenesis", bakal menghasilkan metana sebagai produk dari bukti adanya kehidupan. Di Bumi, metana adalah "akar" dari "pohon" kehidupan di Bumi, dan bahkan merupakan elemen penting dalam asal-usul kehidupan di planet kita.
Kehidupan seperti yang kita tahu memerlukan tiga material utama untuk berkembang biak: air dalam bentuk cair; sumber energi untuk metabolisme; dan beberapa bahan kimia terutama karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor dan sulfur.
Ilustrasi semburan air di Enseladus yang berasal dari air di bawah kerak es setebal 5 km. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Namun, perlu dicatat bahwa wahana antariksa Cassini sejauh ini belum menemukan fosfor dan sulfur yang hadir di lautan Enseladus. Tetapi para ilmuwan menduga mereka sudah terbentuk di sana karena inti berbatu Enseladus secara kimiawi dianggap mirip dengan meteorit yang mengandung dua unsur tersebut.
"Konfirmasi bahwa energi kimia bagi kehidupan untuk berkembang ternyata ada di dalam lautan satelit alami kecil Saturnus merupakan tonggak penting dalam pencarian kami untuk dunia laik huni di luar Bumi," kata Linda Spilker, ilmuwan proyek Cassini NASA di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, AS.
Wahana antariksa Cassini mendeteksi adanya hidrogen dalam semburan gas dan es dari dalam permukaan Enseladus selama saat-saat terakhir dan terdalamnya saat melintasi Enseladus pada 28 Oktober 2015. Dari pengamatan ini, para astronom telah menentukan bahwa hampir 98 persen dari semburan gas ini adalah air, sementara sekitar 1 persennya adalah hidrogen dan sisanya adalah campuran molekul lainnya termasuk karbon dioksida, metana, dan amonia.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen Cassini yang disebut Ion and Netral Mass Spectrometer (INMS), yang dapat mendeteksi gas di Enseladus untuk menentukan komposisinya. INMS menjadi seperti "mencicipi" atmosfer teratas Enseladus.
"Meskipun kita belum dapat mendeteksi keberadaan kehidupan di sana, kami telah menemukan bahwa ada sumber 'makanan' bagi bentuk kehidupan di sana. Sumber makanan ini seperti toko permen untuk mikroba yang jika memang ada di sana," kata Hunter Waite, penulis utama studi Cassini.
Studi lebih lanjut akan terus dilakukan untuk meneliti air yang terdapat di bawah kerak es di Enseladus. Dan bukan tidak mungkin, di masa depan, manusia akan mendarat dan menjelajahi Enseladus.
Sumber: ScienceAlert, Phys.org, NASA.