Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Perjalanan ke Tepian Alam Semesta

Para astronom dan kita semua sekarang tahu bahwa alam semesta kita mengembang atau memui pada kecepatan yang kiat meningkat setiap waktu. Jika alam semesta diasumsikan sebagai balon, di mana balon tersebut mengembang? Dengan kata lain, apa yang di luar alam semesta? Apakah ada tepi alam semesta?
Gugus galaksi Abell 2744. Kredit: NASA/ESA/Hubble
Info Astronomy - Para astronom dan kita semua sekarang tahu bahwa alam semesta kita mengembang atau memuai pada kecepatan yang kiat meningkat setiap waktu. Jika alam semesta diasumsikan sebagai balon, di mana balon tersebut mengembang? Dengan kata lain, apa yang di luar alam semesta? Apakah ada tepi alam semesta?

Mendefinisikan "yang ada di luar alam semesta" berarti menganggap bahwa alam semesta memiliki tepian. Dan di situlah kerumitannya, karena para astronom saat ini tidak mengetahui apakah tepian itu ada atau tidak.

Tapi yang jelas, jawabannya tergantung pada bagaimana seseorang menelaah pertanyaannya.

Salah satu bentuk pertanyaannya adalah, "Bisakah Anda pergi ke suatu tempat di mana Anda bisa melihat bagian 'luar' alam semesta? Semacam sebuah tempat yang memiliki jendela sehingga memungkinkan kita mengintip ke luar jendela tadi?" Jawaban untuk pertanyaan ini adalah, mungkin tidak bisa.

Salah satu alasan ilmiahnya adalah adanya sebuah "prinsip kosmologis." Menurut Robert McNees, seorang profesor fisika di Universitas Loyola Chicago, prinsip kosmologis ini menyatakan bahwa distribusi materi di setiap bagian alam semesta akan sama seperti di bagian lain, terlepas di mana arah Anda melihat dan berada. Alam semesta ini isotropik.

Prinsip kosmologis ini juga menyatakan bahwa hukum-hukum fisika akan sama saja di manapun Anda berada di alam semesta. Walaupun ada banyak variasi lokal dari bintang, galaksi, gugusan, dan lain-lain, variasi lokal tersebut nyatanya tidak saling berbeda.

Dengan begitu, alam semesta kita tidak memiliki "tepi" ataupun "ujung." Sehingga tidak ada tempat yang bisa kita kunjungi di alam semesta untuk bisa melihat apa yang ada di luar alam semesta kita.

Salah satu analogi yang sering digunakan untuk menggambarkan alam semesta tanpa tepi ini adalah bayangkanlah permukaan balon. Semut di permukaan balo bisa berjalan ke segala arah dan semut itu akan melihat permukaan balon tersebut "tak terbatas" atau "tanpa tepi."

Semut yang berada di permukaan balon bisa berjalan dari satu titik lalu kembali ke titik itu tanpa ada akhir dari perjalanannya. Alam semesta dianalogikan seperti itu, tidak ada tepi, tidak ada batas. Jika Anda pergi menjauh dari Bumi dengan pesawat luar angkasa, suatu saat Anda akan kembali tiba di Bumi.

Selain itu, tidak ada "pusat" pula di alam semesta. Pusat semesta bisa diasumsikan sebagai titik di mana kita berada. Jadi misalnya Anda berada di Bumi, Anda bisa mengasumsikan diri Anda sebagai pusat semesta, dan saat Anda berada di planet Proxima b, Anda bisa pula mengasumsikan diri Anda sebagai pusat semesta. Alam semesta adalah versi tiga dimensi dari permukaan balon.

Tapi, bagaimana bisa alam semesta mengembang jika tidak ada tepian maupun pusatnya? Mengembang terhadap apakah alam semesta ini? Bukankah harus ada titik di mana kita bisa mengatakan sesuatu itu mengembang?

Menggunakan analogi balon lagi, jika Anda meniupkan udara ke balon di mana ada semut di permukaannya tadi, semut tersebut akan mengamati hal-hal lain di permukaan balon yang Anda tiup akan saling menjauh. Tak peduli di mana semut berada pada permukaan balon, hal-hal lain di permukaan balon akan saling menjauh pada kecepatan yang sama.

Jika demikian, di manakah titik pusat atau titik awal mengembangnya balon tadi? Jawabannya, tidak di manapun. Tidak ada satu titik pun di balon yang merupakan titik atau lokasi istimewa dibanding titik lainnya. Semua titik di balon mengalami mengembangan yang sama saat balon ditiup.

Dr. Katie Mack, seorang astrofisikawan teoretis di University of Melbourne, Australia, mengatakan mungkin akan lebih mudah untuk memikirkan bahwa alam semesta kurang padat, daripada memikirkan alam semesta yang mengembang. Artinya, konsentrasi materi di alam semesta menurun karena alam semesta mengembang.

Itu karena galaksi dan benda-benda lainnya di alam semesta sebenarnya tidak bergerak menjauh satu sama lain di ruang angkasa, melainkan ruang itu sendiri yang semakin besar. Jadi, alien apapun di galaksi lain akan memiliki kesimpulan yang sama dengan manusia Bumi pikirkan tentang alam semesta yang mengembang ini.

Jadi, pada intinya, kita tidak bisa melakukan perjalanan ke tepian alam semesta, dan ketika Anda membaca artikel ini, alam semesta sedang mengembang. Pengembangannya bahkan diperkirakan lebih cepat dari kecepatan cahaya. Volume alam semesta saat Anda mulai membaca artikel ini pun sudah jauh lebih kecil daripada volume alam semesta saat Anda membaca kata terakhir di artikel ini.


Sumber: Livescience.com, sciencedaily.com, skyandtelescope.com
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.