Saran pencarian

Nebula Labu: Kematian Bintang Bermassa Rendah

Inilah Nebula Labu, atau dikenal juga sebagai OH 231.8+04.2. Dipotret melalui Teleskop Antariksa Hubble, nebula ini merupakan contoh spektakuler dari kematian bintang bermassa rendah seperti Matahari.
Nebula Labu. Kredit: NASA/ESA/Hubble
Info Astronomy - Inilah Nebula Labu, atau dikenal juga sebagai OH 231.8+04.2. Dipotret melalui Teleskop Antariksa Hubble, nebula ini merupakan contoh spektakuler dari kematian bintang bermassa rendah seperti Matahari.

Cutra menakjubkan di atas menunjukkan sebuah peristiwa ketika bintang tua kehilangan lapisan luarnya, bertransformasi dari bintang raksasa merah menjadi nebula planeter. Kematian bintang ini menyebabkan material bintang terdorong keluar dengan kecepatan yang luar biasa; sekitar 1 juta kilometer per jam.

Para astronom sejauh ini sangat jarang bisa mendapatkan citra ketika bintang bermassa rendah berada di fase evolusi seperti ini karena peristiwa tersebut terjadi dalam sekejap mata saja dalam skala kosmik. Selama ribuan tahun ke depan, nebula ini diperkirakan berkembang menjadi nebula planeter yang lebih besar.

Nebula Labu sendiri terletak pada jarak sekitar 5.000 tahun cahaya di konstelasi Puppis, tepatnya di belahan Bumi selatan. Nebula ini juga dikenal sebagai Nebula Telur Busuk karena para astronom menemukan bahwa nebula ini kaya akan sulfur, yang merupakan salah satu unsur yang menyebabkan bau khas dari telur busuk.

Nebula ini juga merupakan gambaran masa depan Matahari kita. Karena Matahari merupakan bintang bermassa rendah, maka ia akan berevolusi menjadi bintang raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi, sebelum akhirnya bertransformasi menjadi nebula planeter seperti Nebula Labu ini.

Istilah nebula planeter sendiri tidak berhubungan dengan planet sama sekali. Astronom pertama yang menyebut nebula planeter adalah William Herschel. Ketika mengamati nebula planeter melalui teleskop, objek-objek tersebut terlihat menyerupai awan (nebula) yang mirip dengan penampakan Uranus, planet yang telah ditemukan dengan teleskop oleh Herschel.

Nama "nebula planeter" yang diberikan oleh Herschel ini lantas diadopsi oleh para astronom dan tidak pernah berubah lagi, walaupun nebula planeter sama sekali tidak ada hubungannya dengan planet di sistem Tata Surya.

Saat ini diketahui nebula planeter adalah sebuah nebula emisi yang terdiri dari cangkang gas terionisasi yang bersinar dan sedang mengembang akibat dikeluarkan selama fase masa asimtotik dari bintang bermassa rendah di akhir kehidupannya.

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.