Gerhana Matahari total. Kredit: bigstockphoto.com/JohanSwanepoel |
Ketika Bulan sudah tidak bisa lagi menutupi Matahari dalam pandangan dari Bumi, gerhana Matahari total hanya akan menjadi sejarah bagi anak cucu kita. Tapi untungnya, itu masih sangat lama. Peradaban generasi kita kemungkinan masih bisa menikmati gerhana Matahari total.
Jarak rata-rata antara Bulan dengan Bumi menjauh sebesar 3,8 cm per tahun. Hal ini diketahui setelah para astronom mengukurnya dengan memantulkan sinar laser dari Bumi ke reflektor yang ditempatkan oleh kru misi Apollo di permukaan Bulan lebih dari tiga dekade lalu.
Ketika Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari, bintang induk planet kita ini bakal tampak dengan diameter sudut sekitar 31,5 menit busur (1 menit busur = 60 detik busur). Sementara saat Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi (yang disebut sebagai perigee), ukuran diameter sudutnya adalah 33,5 menit busur.
Gerhana Matahari total tidak akan terjadi lagi saat diameter atau ukuran sudur Bulan di langit menyusut menjadi 31,5 menit busur, yakni ketika jarak perigee Bulan berkurang sekitar 23.000 kilometer.
Dengan tingkat menjauhnya Bulan sekitar 3,8 cm per tahun, butuh lebih dari 600 juta tahun agar perigee Bulan menjadi sejauh itu, dan gerhana Matahari total terakhir akan terjadi kurang lebih sekitar 1,2 miliar tahun dari sekarang.
Saat Bulan sudah benar-benar menjauh dari Bumi, yang bisa manusia amati hanyalah gerhana Matahari parsial dan gerhana Matahari cincin. Sementara gerhana Matahari total telah punah dan hanya ada di dalam buku-buku sejarah peradaban umat manusia.
Sumber: Futurism, Tech Insider, Space.com.