Kumpulan awan gas dan debu di rasi bintang Cygnus. Kredit: NASA/JPL-Caltech/Harvard-Smithsonian CfA |
Kelompok astronom yang dipimpin oleh Profesor Yong-Zhong Qian dari Universitas Minnesota ini sampai pada pernyataannya setelah meneliti komposisi meteorit. Qian dan rekan-rekannya menemukan beberapa elemen di dalam meteorit tersebut yang hanya bisa terbentuk dari ledakan supernova.
"Ini adalah bukti forensik yang kita butuhkan untuk membantu menjelaskan bagaimana Tata Surya terbentuk," kata Qian dalam sebuah pernyataan. "Komposisi elemen meteorid ini dapat menjelaskan bahwa supernova bermassa rendah telah memicu pembentukan Tata Surya kita."
Ketika supernova meledak, ledakannya menghasilkan banyak unsur yang berbeda, beberapa di antaranya adalah radioaktif yang dapat secara cepat mengilang. Tapi walaupun dapat menghilang dengan cepat, peluruhan radioaktif masih dapat ditemukan di sebuah meteorit, yang terbentuk dari sisa material planet-planet yang sudah mulai terbentuk di masa awal Tata Surya kala itu.
Penelitian Qian dan rekan-rekannya yang diterbitkan di Nature Communications berfokus pada isotop yang disebut Berilium-10 yang memiliki empat proton dan enam neutron, yang umumnya ditemukan di meteorit. Dan model penelitian baru yang dikembangkan oleh Qian dan rekan-rekannya ini menunjukkan bahwa itu bisa saja terbentuk dalam ledakan bintang.
Walau begitu, data-data penelitian yang lebih banyak masih diperlukan untuk benar-benar mengonfirmasi hipotesis ini.