Ilustrasi. Kredit: NASA/ESA/STScl/G. Bacon |
Pada bulan Agustus 2016 kemarin, dunia sempat dihebohkan dengan pengumuman penemuan planet asing terestrial yang mengorbit di zona laik huni bintang kerdil merah Proxima Centauri, bintang terdekat dengan Matahari kita, yang berukuran 10 kali lebih kecil dan 500 kali lebih redup cahayanya.
Penemuan lainnya yang dilakukan pada Mei 2016 juga berhasil menemukan sebuah planet serupa yang mengorbit bintang dengan massa rendah bernama Trappist-1, sebuah bintang mirip Proxima Centauri, sebuah kerdil merah.
Dari dua penemuan ini, para astronom berasumsi bahwa planet mirip Bumi dengan air yang melimpah kemungkinan banyak yang mengorbit bintang-bintang kerdil merah. Yann Alibert dan Willy Benz dari Universitas Bern sempat melakukan simulasi komputer untuk mengonfirmasi hal tersebut.
"Model komputer kami berhasil memperlihatkan bagaimana planet yang mirip dalam hal massa dan komposisi dengan Bumi lebih banyak yang mengorbit bintang-bintang kerdil merah," kata Alibert dalam jurnal penelitiannya yang diterbitkan di Astronomy and Astrophysics.
"Menariknya, kami menemukan bahwa planet yang mengorbit bintang bermassa rendah cenderung memiliki ukuran kecil. Biasanya, planet-planet tersebut berukuran berkisar antara 0,5 hingga 1,5 jari-jari Bumi. Bagaimanapun, penelitian lanjutan akan lebih dapat memastikan hal ini," Alibert menambahkan.
Seperti yang kita ketahui, air merupakan komponen penting dalam berkembang biaknya kehidupan di Bumi. Jika air ada di planet lain, mungkin saja planet tersebut bisa dihuni manusia, atau memiliki penghuninya sendiri. Lambat laun, misteri apakah kita sendiri atau tidak di alam semesta mungkin akan terpecahkan.
Siapkah Anda untuk first contact?