Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Pesawat Nirawak Indonesia Siap Meluncur ke Stratosfer

Berawal dari impian untuk menginspirasi Indonesia, AeroTerrascan yang dipenggawai oleh Dian Rusdiana Hakim menggagas suatu ekspedisi menuju stratosfer dengan menggunakan pesawat tanpa awak produksi dalam negeri. Misi tersebut akan berlangsung besok, 28 Oktober 2016 mulai pukul 05:00 WIB.
MenembusLangit.com
Info Astronomy - Berawal dari impian untuk menginspirasi Indonesia, AeroTerrascan yang dipenggawai oleh Dian Rusdiana Hakim menggagas suatu ekspedisi menuju stratosfer dengan menggunakan pesawat tanpa awak produksi dalam negeri. Misi tersebut akan berlangsung besok, 28 Oktober 2016 mulai pukul 05:00 WIB.

Ini merupakan ekspedisi pertama AeroTerrascan menuju stratosfer, sebuah ekspedisi bernama Menembus Langit. Bersama dengan AeroGeoSurvey, AeroVisualStudios, Dengan Senang Hati, Global Inovasi Informasi Indonesia, GDILab, Layaria, Alitt Susanto, serta Lembaga Antariksa dan Penerbangan Indonesia (LAPAN), mereka siap menorehkan sejarah baru dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan aeronautika Indonesia melalui ekspedisi Menembus Langit.

Seperti Apa Misinya?

Ekspedisi Menembus Langit adalah ekspedisi menerbangkan pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV) Ai-X1 produksi AeroTerrascan setinggi 30 km dengan menggunakan balon cuaca. Menembus Langit merupakan uji coba terbang pertama menuju stratosfer di Indonesia dan akan menjadi rekor nasional. 

Ekspedisi Menembus Langit diadakan dengan tujuan mendukung eksplorasi stratosfer dan mengembangkan riset aeronautika Indonesia. Ekspedisi diharapkan dapat menjadi data acuan untuk mendukung penelitian lebih lanjut serta memacu percepatan teknologi keantariksaan nasional.

Data meteorologi yang didapat dari ekspedisi Menembus Langit juga akan dipakai untuk penelitian cuaca dan iklim Indonesia. Selain data meteorologi, misi ini pun akan mendistribusikan “Guide Book“ perihal ekspolarsi stratosfer mulai dari riset awal, metodologi, cara kerja, serta pengoperasian sistem menuju stratosfer. Hal ini guna memberikan panduan bagi khalayak untuk melakukan eksplorasi serupa yang diharapkan menjadi pemacu percepatan teknologi keantariksaan nasional.

Prof. Dr. Thomas Djamaluddin M.Sc., Kepala LAPAN menyatakan, "Menembus Langit dengan meluncurkan balon cuaca dan UAV hingga ketinggian 30 km akan memberikan informasi mengenai dinamika atmosfer di stratosfer.

"Pemahaman ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi High Altitude Long Endurance (HALE) yang tidak terganggu oleh awan. Dengan demikian, UAV dapat bertahan lama dan dapat mengumpulkan data yang lebih banyak. Menembus Langit sangat positif dari perspektif sains atmosfer dan memiliki potensi untuk mengembangkan teknologi HALE."

Fokus misi Menembus Langit dalam konteks sains dan penelitian atmosfer adalah mengembangkan wahana ulang alik. Wahana ulang alik yang dimaksud disini adalah UAV yang dilengkapi kemampuan return-to-home dan dapat digunakan kembali (reusable).

Selama ini, penelitian atmosfer dilakukan dengan mengirimkan wahana antariksa yang tidak akan bisa kembali ke tempat awal diluncurkan (home point). Dengan kemampuan return-to-home, wahana penelitian atmosfer akan dapat digunakan kembali untuk misi selanjutnya.

Wahana ulang alik yang diterbangkan tim Menembus Langit mampu mengangkut beban hingga 600 gr sampai ke stratosfer. Beban yang dimaksud adalah sensor-sensor yang diperlukan untuk mendapatkan data stratosfer dan aeronutika.

Misi menerbangkan pesawat UAV dengan balon cuaca. Kredit: MenembusLangit.com

Peluncuran

Sebelum peluncuran final, tim Menembus Langit telah melakukan penerbangan uji coba menuju stratosfer dengan prototype Ai-X1 pada tanggal 27 Agustus 2016 berlokasi di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut.

Uji coba tersebut dilakukan sebagai percobaan untuk mengetahui kemampuan UAV untuk kembali kepada home point, kekuatan struktur UAV, jangkauan telemetry hingga ketinggian 12,9 km, dan kemampuan autopilot secara umum.

Pada pelaksanaan trial flight, UAV Ai-X1 pertama-tama diterbangkan dengan balon cuaca. Dalam pendakiannya, rata-rata vertical speed dari balon cuaca mencapai 6 m/detik. Waktu yang tercatat untuk menempuh 1 km adalah 2,7 menit selama melakukan peluncuran.

Pada ketinggian 12,9 km (daerah transisi menuju stratosfer), UAV Ai-X1 lepas dari balon cuaca dan berhasil menstabilkan diri dengan bantuan autopilot pada ketinggian 12,7 km dan ground distance 9,9 km. UAV Ai-X1 secara konstant melakukan komunikasi (menerima sinyal dan mengirim data dari ground control) melalui telemetro yang dilengkapi antena diversitas yang dirancang khusus oleh William Sutanto (Lead Transmitter Communication Menembus Langit).

Kecepatan terbang jelajah yang dirancang dan dikalkulasi oleh tim Menembus Langit sebelum pelaksanaan uji coba adalah sebesar 20 m/detik dengan vertical speed 5 m/detik telah terbukti. Autopilot yang diterbangkan juga memiliki fitur anti-icing untuk mengantisipasi temperatur yang bisa mencapai -70˚C. Sinyal dan data yang diberikan maupun ditangkap oleh telemetro meliputi kecepatan, posisi, ketinggian, maupun jarak.

“Dua antena tersebut mempunyai fungsi pemantauan yang berbeda. Antena omni mempunyai kemampuan untuk membaca sinyal dari segala segala arah (3600). Adapun antena directional mempunyai kemampuan untuk membaca sinyal dengan lebih presisi dan terarah. Antena tranceiver yang ada di UAV dan ground control memiliki kemampuan untuk memilih secara otomatis antena mana yang mempunyai sinyal paling kuat.” ungkap William Sutanto. (27/8/16)

Selama menjalankan uji coba, suhu minimum yang dirasakan oleh UAV Ai-X1 adalah -150 derajat C. Hal ini membuktikan bahwa UAV Ai-X1 mampu bertahan dalam kondisi sub-zero. Ketika UAV Ai-X1 berada di ketinggian 300 m dari home point, autopilot dinon-aktifkan dan dikendalikan oleh Eman Sulaiman (Flight Engineering & Pilot Menembus Langit) untuk mendarat.

Bertenagakan baterai lipo (lithium polymer) 5500mAH 16,8 volt, UAV Ai-X1 kembali mendarat ke home point dengan hanya menggunakan 10% dari kapasitas baterai. Menuju peluncuran finalnya, tim Menembus Langit akan memperlancar alur kerja dan metoda penerbangan untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dirgantara Indonesia.

Peluncuran final Menembus Langit akan dilakukan pada 28 Oktober 2016 yang berlokasi di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut. Anda bisa menyaksikannya secara online di MenembusLangit.com mulai pukul 05:00 sampai dengan 11:00 WIB.


Disadur dari press release MenembusLangit.com
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.