Galaksi spiral Messier 77 yang berputar pada porosnya. Kredit: Wikimedia Commons |
Mari kita mulai dari empat setengah miliar tahun yang lalu, ketika sebelum Tata Surya terbentuk yang ada adalah awan raksasa yang berputar. Isinya debu, batu dan gas. Unsur kimia penyusunnya hampir semuanya adalah hidrogen dan helium hasil produksi Big Bang. Ada sedikit unsur berat dan asalnya dari supernova, ledakan bintang generasi sebelumnya. Awan gas ini tidak seragam, atau tidak homogen.
Lalu terjadilah supernova yang dekat. Cukup dekat sehingga mengganggu keseimbangan awan gas ini. Akibatnya proses terbentuknya Tata Surya kita terjadi. Bagian tengah awan gas memadat, menarik bagian pinggir yang seragam. Yang tidak seragam, seperti sedikit lebih benjol, menjadi pusat gravitasi baru yang menarik benda lemah di dekatnya. Inilah proto-planet, termasuk Bumi.
Sementara itu, bagian tengahnya menjadi Matahari kita. Asimetri pada peristiwa saling tarik antara berbagai tonjolan ini membentuk torsi yang membangun momentum sudut dari proto-planet di Tata Surya termasuk Bumi. Dan mulailah Bumi dan planet-planet berputar baik pada porosnya (rotasi) maupun pada poros matahari (revolusi). Ini mengapa sebagian besar planet berotasi dalam arah yang sama dengan revolusinya.
Nah, hal yang aneh di sini adalah, putaran setiap benda di Tata Surya tampak bergerak ke arah yang sama: berlawanan arah jarum jam. Mengapa bisa?
Sejauh yang kita ketahui saat ini setelah membaca beberapa paragraf di atas, Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu yang runtuh membentuk cakram dengan tonjolan di pusatnya yang berotasi karena hukum kekekalan momentum sudut. Seluruh cakram tentu berputar dengan arah yang sama yaitu berlawanan arah jarum jam.
Tapi, bagaimana dengan objek selain yang ada di Tata Surya? Mengapa mereka juga tampak berputar seolah berlawanan arah jarum jam? Menurut pengetahuan penulis, tidak ada preferensi untuk rotasi benda-benda langit.
Sebagai contoh, Bumi kita akan terlihat berputar berlawanan arah jarum jam jika kita melihatnya jauuuuuuh di atas kutub utara. Tapi ketika kita berada jauh di atas kutub selatan, kita akan melihat Bumi yang justru berputar searah jarum jam, kan?
Tapi yang pasti, setiap benda yang sedang berputar cenderung mempertahankan putarannya. Seperti gasing atau kursi kantor yang diputar. Hanya saja, putaran mereka lama kelamaan habis karena terganggu oleh berbagai hal, seperti gesekan dengan lantai, tanah, dan sebagainya.
Berbeda dengan putaran gasing dan kursi, tidak ada yang mengganggu putaran Bumi (dan benda-benda lain di alam semesta) mengingat luar angkasa adalah ruang vakum. Akibatnya, Bumi dapat terus berputar. Seandainya suatu hari nanti ada benda angkasa super besar yang menabrak Bumi, mungkin saja putaran Bumi akan berubah: melambat, semakin cepat, atau bahkan berubah arah. Semoga saja itu tidak terjadi.