Awan Magellan Besar. Kredit: Wikimedia Commons |
Adalah tim astronom Jepang yang menemukannya, mereka menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), sebuah teleskop radio raksasa di dunia, untuk mengamati bintang ST11 di galaksi Awan Magellan Besar. Garis emisi dari bintang tersebut menunjukkan bahwa ia seperti diselubungi molekul padat berupa gas dan debu.
Kepompong bintang ini memiliki komposisi molekul yang sangat berbeda daripada benda-benda lain yang ada di galaksi kita sendiri, hal ini disebabkan karena populasi bintang yang berbeda antara Bima Sakti dan Awan Magellan Besar. Namun, dalam penelitian ini, para astronom menemukan beberapa molekul yang umum diketahui, seperti sulfur dioksida, oksida nitrat, formaldehida, serta senyawa organik termasuk metanol.
Penemuan ini membantu para astronom untuk meneliti dan mempelajari bagaimana molekul prebiotik terbentuk di luar angkasa dan untuk menjawab pertanyaan lain: mungkinkah senyawa kimia di setiap galaksi dapat ikut andil dalam pembentukan kehidupan ektraterestial?
Takashi Shimonishi, seorang astronom di Universitas Tohoku, Jepang, dan penulis utama studi ini mengatakan, temuan ini "menunjukkan bahwa komposisi molekul dari material yang dapat membentuk bintang dan planet-planet di alam semesta ternyata jauh lebih beragam dari yang kami harapkan."