Ilustrasi Tiangong-1 di orbit Bumi. Kredit: CMSE |
"Berdasarkan perhitungan dan analisis kami, sebagian besar badan Tiangong-1 akan terbakar saat mencoba memasuki atmosfer Bumi," kata wakil direktur agensi antariksa Tiongkok, Wu Ping, seperti dikutip InfoAstronomy.org dari kantor berita resmi Xinhua.
Tiongkok hilang kontrol atas Tiangong-1 beberapa pekan yang lalu. Sementara itu, Jonathan McDowell, astrofisikawan Harvard mengatakan, tidak mungkin untuk diprediksi di mana puing-puing dari stasiun antariksa Tiangong-1 akan jatuh nantinya.
McDowell mengatakan, sedikit perubahan pada kondisi atmosfer saja bisa mengubah lokasi pendaratan yang (misalnya) telah diperhitungkan sejak dini. Dari yang tadinya diperkirakan jatuh di langit Eropa, bisa saja berpindah jatuh di Samudra Pasifik.
Walau begitu, Tiangong-1 yang memiliki bobot delapan ton ini diperkirakan akan meleleh saat melewati atmosfer. Namun, McDowell mengatakan beberapa bagian, seperti mesin roket, terbuat dari bahan yang begitu padat sehingga mungkin tidak akan terbakar sepenuhnya.
"Akan ada sisa puing Tiangong-1 dengan bobot sekitar 100 kg atau lebih yang tersisa dari jatuhnya stasiun antariksa tersebut, yang masih cukup besar ukurannya untuk menciptakan kerusakan parah dan fatal jika jatuh di wilayah padat penduduk," katanya.
NASA dan beberapa lembaga antariksa lainnya seperti ESA (European Space Agency) juga mengatakan sangat sulit untuk mengetahui di mana nantinya Tiangong-1 ini jatuh. Secara perhitungan kasar yang dilakukan oleh Nick Johnson, kepala pengamat debris satelit NASA, kesempatan untuk satu orang di mana saja di Bumi dapat tertimpa Tiangong-1 ini adalah 1 banding 3200.
Dalam rilis resminya, Tiongkok mengatakan mereka tidak akan lepas tanggung jawab. Pihak lembaga antariksanya akan terus memantau Tiangong-1, dan akan merilis perkiraan di mana posisi jatuh Tiangong-1 dan melaporkannya secara internasional.
Anda juga bisa membantu memantau Tiangong-1 pada tautan ini: http://www.n2yo.com/?s=37820