![]() |
Sebuah komet terang mendekati Matahari pada 3 Agustus 2016. Kredit: NASA/ESA/Karl Battams |
Demikian besar ukurannya sehingga komet Kreutz bahkan sangat mudah dilihat meski di siang bolong dengan Matahari terang benderang. Karena perihelion yang demikian dekat, komet menderita tekanan angin Matahari dan gravitasi sekaligus sehingga terjadi fragmentasi tidal dan non-tidal, yang mengubahnya menjadi fragmen-fragmen beragam ukuran namun tanpa kehilangan sifat kometnya.
Komet yang sedang mendekati Matahari ini diketahui merupakan komet keluarga Kreutz yang paling terang yang pernah diamati sejak 21 tahun terakhir. Diperkirakan komet ini bakal mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (disebut perihelion dalam astronomi) pada 4 Agustus 2016 pukul 12:15 WIB. Komet juga diketahui bergerak pada kecepatan sekitar 450 km/detik.
Saat ini komet yang sedang mendekati Matahari tersebut terus menguap dan menguap, hal tersebutlah yang menciptakan adanya ekor yang menjauhi Matahari tersebut. Seperti komet keluarga Kreutz lainnya yang pernah teramati, komet ini juga hanya mampu sekali mendekati perihelionnya untuk kemudian lenyap sepenuhnya karena fragmentasi non-tidal yang brutal.
Komet ini memiliki magnitudo -2, namun jangan pernah mencoba melihatnya karena sang komet berada dekat dengan Matahari. Silau dari Matahari dapat membahayakan mata bahkan membuat kebutaan. Dan ya, jika hari ini ada gerhana Matahari total di Indonesia, komet ini akan terlihat terang di sebelah Matahari.