Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Status Planet Pluto Turun Menjadi "Planet Kerdil"

Sepuluh tahun yang lalu, Pluto yang awalnya memiliki status sebagai "planet" harus rela diturunkan menjadi "planet kerdil". Penurunan status tersebut menyusul didefinisikannya apa itu "planet" oleh International Astronomical Union (IAU), dan sialnya Pluto tidak memenuhi syarat untuk disebut planet.
Pluto dalam warna palsu, dipotret oleh wahana antariksa New Horizons. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL
Info Astronomy - Pluto yang awalnya memiliki status sebagai "planet" harus rela diturunkan menjadi "planet kerdil". Penurunan status tersebut menyusul didefinisikannya apa itu "planet" oleh International Astronomical Union (IAU), dan sialnya Pluto tidak memenuhi syarat untuk disebut planet.

Pluto ditemukan tahun 1930 oleh astronom muda berusia 23 tahun saat itu, Clyde Tombaugh, dan awalnya dinyatakan sebagai planet kesembilan dari Matahari. Setelah tahun 1992, status planetnya dipertanyakan setelah para astronom menemukan Sabuk Kuiper, lingkaran objek es di luar Neptunus yang mencakup Pluto dan benda-benda lainnya.

Sejak 1992 sampai seterusnya tersebut, banyak benda angkasa yang ditemukan mengorbit di wilayah yang sama seperti Pluto, artinya Pluto merupakan bagian dari populasi objek Sabuk Kuiper. Banyak pihak mempersoalkan tergolong atau tidaknya Pluto dengan populasi sekitarnya.

Direktur museum dan planetarium di seluruh dunia kala itu mulai menciptakan kontroversi dengan menurunkan Pluto dari model planet-planet Tata Surya. Seperti misalnya Planetarium Hyden di New York yang baru dibuka kembali pada bulan Februari 2000 setelah direnovasi yang hanya menampilkan 8 model planet tanpa Pluto dalam pamerannya.

Seiring ditemukannya objek-objek yang ukurannya sama dengan Pluto di wilayah tersebut, para ilmuwan berpendapat bahwa Pluto perlu dikelompokkan sebagai salah satu objek Sabuk Kuiper; Ceres, Pallas, Juno, dan Vesta juga kehilangan status planetnya setelah banyak asteroid ditemukan di sekitarnya.

Tanggal 29 Juli 2005, para astronom mengumumkan penemuan objek trans-Neptunus baru, Eris, yang diperkirakan lebih besar daripada Pluto. Ini merupakan objek trans-Neptunus terbesar yang ditemukan di Tata Surya sejak Triton tahun 1846. Para penemu dan pers awalnya menyebut Eris planet kesepuluh, tetapi tidak ada konsensus resmi perihal status planetnya.

Dan Status Pluto Diturunkan...

Perdebatan mulai muncul pada tanggal 24 Agustus 2006 seiring diterbitkannya resolusi IAU yang menetapkan definisi "planet" secara resmi. Menurut resolusi tersebut, ada tiga syarat utama agar suatu objek dapat dianggap sebagai "planet" sebagai berikut:

Pertama, objek tersebut harus mengorbit Matahari. Kedua, objek tersebut harus memiliki massa yang cukup untuk menciptakan medan gravitasinya sendiri. Lebih spesifiknya, gravitasinya harus mengubah bentuk objek tersebut ke dalam keadaan kesetimbangan hidrostatis sehingga memiliki bentuk bola. Ketiga, objek tersebut harus membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya.

Pluto gagal memenuhi syarat ketiga, karena massanya hanya 0,07 kali massa objek-objek lain di orbitnya, maka ia tidak mampu "membersihkan" objek-objek lain di orbitnya. Sebagai perbandingan, massa Bumi 1,7 juta kali lipat massa objek yang tersisa di orbit Pluto.

Tentunya ada berbagai penolakan dari komunitas astronom terkait pengelompokan ulang ini. Astronom Alan Stern misalnya, yang merupakan peneliti utama misi New Horizons NASA ke Pluto, menolak resolusi IAU secara terbuka. Ia menyatakan bahwa "definisi ini jelek karena alasan teknis".

Stern keberatan karena menurut definisi baru ini, Bumi, Mars, Jupiter, dan Neptunus yang berbagi orbit dengan asteroid tidak bisa dikatakan sebagai planet. Ia berpendapat bahwa semua satelit bulat berukuran besar, termasuk Bulan, justru bisa dikatakan sebagai planet.

Sementara Marc W. Buie, astronom Observatorium Lowell, menyampaikan pendapatnya soal definisi baru ini di situs webnya dan menolak definisi ini. Namun begitu, ada juga astronom lainnya mendukung IAU. Mike Brown misalnya, astronom yang menemukan Eris, ia sangat mendukung resolusi baru IAU.

Pluto Tidak Hilang!

Anehnya, setelah IAU mendefinisikan apa itu "planet" dan menurunkan status Pluto menjadi "planet kerdil", informasi yang banyak beredar justru Pluto yang menghilang dari Tata Surya, padahal hal tersebut tidak benar, Pluto tidak pernah hilang.

Banyak kesalahpahaman terkait Pluto yang tim InfoAstronomy.org temui. Ada yang menganggap ia hilang, ada yang menganggap ia pergi dari Tata Surya, dan yang paling lucu ada yang menganggap Pluto meledak dan hancur berkeping-keping.

Jadi, setelah 10 tahun ini, masihkah Anda mendukung Pluto menjadi planet lagi, atau justru mendukung penurunan pangkat Pluto?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.