Gerhana Matahari Total 20 Maret 2015 di Svalbad, Norwegia. Kredit: Haakon Mosvold Larsen |
Bulan sendiri akan selalu berada di antara Matahari dan Bumi setiap mencapai fase Bulan Baru. Yaitu setiap 29,5 hari sekali ketika Bulan tepat mengelilingi Bumi satu putaran penuh. Namun meski begitu tidak berarti setiap Bulan mencapai fase Bulan Baru akan terjadi gerhana Matahari. Penyebab gerhana Matahari menjadi lebih langka dari yang seharusnya adalah karena orbit Bulan yang miring 5 derajat terhadap orbit Bumi.
Dengan begitu ada saatnya meski Matahari-Bulan-Bumi berurutan, namun posisi Bulan terlalu ke atas atau ke bawah dari orbit Bumi. Sehingga pada waktu-waktu tersebut, bayangan Bulan pun akan berada di atas atau di bawah Bumi dan tidak bisa mengenai permukaan Bumi. Atau kalaupun bisa, bayangan Bulan yang mengenai permukaan Bumi bisa seluruhnya atau sebagian saja.
Bayangan Bulan sendiri dibedakan menjadi 3 macam. Di antaranya adalah:
Umbra, yaitu bayangan pusat Bulan di mana piringan Bulan akan terlihat lebih besar dari piringan Matahari. Pada daerah ini akan terlihat piringan Bulan menutupi seluruh piringan Matahari. Sehingga tidak ada sedikit pun cahaya Matahari yang lolos dan situasi di sini akan benar-benar gelap. Jika umbra Bulan mengenai permukaan Bumi, maka pengamat di sana akan melihat gerhana Matahari total dan langit akan gelap seakan malam.
Antumbra, yaitu bayangan pusat Bulan hasil perpanjangan dari bayangan umbra. Di mana piringan Bulan akan terlihat lebih kecil dari piringan Matahari. Pada daerah ini akan terlihat piringan Bulan hanya mampu menutupi bagian tengah piringan Matahari, tidak sampai ke tepi terluarnya. Sehingga cahaya Matahari dari tepi piringan Matahari tetap akan terlihat terang. Jika atumbra Bulan mengenai permukaan Bumi, maka pengamat di sana akan melihat gerhana Matahari cincin.
Penumbra, yaitu bayangan semu Bulan yang melingkupi umbra dan atumbra di mana piringan Bulan hanya akan mengenai sebagian piringan Matahari. Sehingga cahaya Matahari dari sebagian piringan Matahari yang lain tetap akan terlihat terang. Jika penumbra bulan mengenai permukaan Bumi, maka pengamat di sana akan menyaksikan gerhana Matahari sebagian. Karena penumbra juga melingkupi umbra dan atumbra, maka pada gerhana Matahari total ataupun cincin pasti juga akan diiringi oleh gerhana Matahari sebagian.
Nah, tadi disebutkan kemiringan orbit Bulan akan menentukan apakah bayangan Bulan akan bisa mengenai permukaan Bumi atau tidak. Dan jika bisa, apakah hanya sebagian (penumbra saja) atau seluruh (termasuk umbra dan antumbra) dari bayangan Bulan yang akan mengenai permukaan Bumi? Maka jika andai Matahari-Bulan-Bumi sudah benar-benar segaris lurus, dan seluruh bayangan Bulan mengenai permukaan Bumi, maka masih ada 2 kemungkinan di sana. Bayangan pusat Bulan yang mana yang akan jatuh ke permukaan Bumi? Umbra atau antumbra?
Untuk 2 kemungkinan itu, yang akan menentukan adalah perbandingan jarak Matahari dan Bulan. Sebagaimana yang diketahui, Bulan mengelilingi Bumi. Orbit Bulan pun tidak lingkaran sempurna, tetapi elips. Sehingga ada jarak terjauh dan terdekatnya. Begitupun Bumi yang mengelilingi Matahari dalam orbit berbentuk elips. Variasi jarak antara Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari inilah yang akan menyebabkan ukuran piringan Bulan dan piringan matahari berubah-ubah.
Jarak Bulan dari Bumi berubah-ubah dari terdekat 356.395 km dan terjauh 406.767 km. Dengan jarak yang berubah-ubah, maka besar piringan bulan jika dilihat dari Bumi juga akan berubah-ubah. Diameter sudut bulan yakni antara 29’ 22” pada jarak terjauh hingga 33’ 31” pada jarak terdekat. Sedangkan jarak Matahari berubah antara 147.091.312 km hingga 152.109.813 km. Dan diameter sudut Matahari berubah-ubah antara 31’ 46” hingga 32’ 53”.
Nah, pada saat Matahari berada cukup jauh dan Bulan cukup dekat, atau sederhananya ketika diameter sudut Bulan lebih besar dari diameter sudut Matahari, maka bayangan umbra akan mencapai permukaan Bumi. Bayangan umbra itu kemudian akan membentuk suatu jalur gerhana Matahari total. Dan bagi mereka yang dilalui jalur tersebut, maka akan berkesempatan menyaksikan gerhana Matahari total.
Sedangkan jika saat Matahari berada cukup dekat dan Bulan cukup jauh, atau ketika diameter sudut Matahari lebih besar dari diameter Bulan, maka bayangan antumbra yang akan mencapai permukaan Bumi. Bayangan antumbra itu kemudian akan membentuk suatu jalur gerhana Matahari cincin. Dan bagi mereka yang dilalui jalur tersebut, maka akan berkesempatan menyaksikan gerhana Matahari cincin.
Namun masih ada kemungkinan lain. Yakni jika diameter sudut Matahari dan Bulan hampir sama besar, maka bayangan Bulan yang mencapai bumi adalah perpaduan antara umbra dan antumbra secara bergantian. Ini terjadi karena bentuk Bumi yang bulat, sehingga jaraknya antara permukaan Bumi dan Bulan berbeda-beda.
Ketika bayangan Bulan jatuh di permukaan Bumi yang jauh dari Bulan, maka bayangan yang sampai adalah antumbra. Dan lintasan yang terbentuk adalah lintasan gerhana Matahari cincin. Sedangkan ketika bayangan Bulan mulai mencapai permukaan Bumi yang dekat dengan Bulan, maka bayangan yang sampai adalah umbra. Dan lintasannya akan berubah dari sebelumnya gerhana Matahari cincin menjadi lintasan gerhana Matahari total. Perpaduan antara gerhana Matahari cincin dan total disebut sebagai gerhana Matahari hibrida.
Ditulis oleh: Gigih Ikhbal (Kalastro.id)