Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Para Astronom Berhasil Observasi Lubang Hitam yang Memakan Debu dan Gas

Para astronom telah berhasil menyaksikan peristiwa kosmik yang belum pernah terlihat sebelumnya, sebuah gugusan awan debu dan gas raksasa terhisap ke dalam sebuah lubang hitam supermasif di pusat galaksi elips raksasa yang berjarak satu miliar tahun cahaya dari Bumi kita. Pengamatan ini menandai bukti pertama yang mendukung teori bahwa lubang hitam memakan awan gas yang dingin.
Warna gelap pada kotak merah di atas adalah lubang hitam yang sedang melahap material di sekitarnya. Kredit: NASA/ALMA
Info Astronomy - Para astronom telah berhasil menyaksikan peristiwa kosmik yang belum pernah terlihat sebelumnya, sebuah gugusan awan debu dan gas raksasa terhisap ke dalam sebuah lubang hitam supermasif di pusat galaksi elips raksasa yang berjarak satu miliar tahun cahaya dari Bumi kita. Pengamatan ini menandai bukti pertama yang mendukung teori bahwa lubang hitam memakan awan gas yang dingin.

Menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), para astronom menemukan bahwa proses lubang hitam saat melahap material debu dan gas ini adalah 'kacau' dan 'menggumpal." Tidak seperti yang dihipotesakan sebelumnya kalau proses ini diperkirakan halus, sederhana dan bersih.

"Ini ajaib, kami akhirnya mampu melihat bukti secara langsung sebuah awan gas dan debu berakresi ke dalam lubang hitam supermasif," kata salah satu ilmuwan penulis makalah studi ini, Dr Timothy Davis dari Cardiff University, Inggris. "Alam semesta telah memberi kami pandangan yang jelas dari proses yang rumit ini, memungkinkan kami untuk memahami lubang hitam supermasif dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya."

Lubang hitam supermasif ini berada di Abell 2597, sebuah gugus galaksi yang sangat terang yang terdiri dari sekitar 50 galaksi, terletak sekitar satu miliar tahun cahaya dari Bumi. Inti dari gugus tersebut adalah galaksi besar, dengan diameter sekitar 600.000 tahun cahaya, yang menjadi tuan rumah dari lubang hitam supermasif yang diteliti para astronom ini.

Ruang antargalaksi dalam gugus galaksi ini diketahui terisi dengan gas terionisasi yang panas. Dalam kondisi yang tertentu, gas yang terionisasi tersebut dapat dengan cepat mendingin dan terus jatuh ke arah pusat galaksi.

"Gas yang sangat panas ini dapat dengan cepat mendingin, mengembun, dan mengendap dalam cara yang sama seperti udara lembab di atmosfer Bumi dapat membentuk awan hujan dan curah hujan," kata Grant Tremblay, seorang astronom dari Yale University dan penulis utama pada makalah penelitian ini.

"Awan gas yang mengendap kemudian 'menghujano' galaksi-galaksi sekitar, memicu pembentukan bintang dan ada juga yang dimakan lubang hitam supermasif pada pusat galaksinya," tambah Tremblay.

Tim astronom ini sekarang berencana untuk kembali menggunakan ALMA untuk mencari peristiwa yang mirip seperti ini di galaksi lain, dan mudah-mudahan, dapat membuat kita lebih memahami dampak dari awan gas dingin yang dilahap lubang hitam supermasif dan peran mereka dalam evolusi galaksi.

Hasil penelitian ini telah muncul di jurnal Nature pada 9 Juni 2016.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.