Saran pencarian

HARI INI 1983: Gerhana Matahari Total Hebohkan Penduduk Indonesia

Tepat 33 tahun yang lalu, peristiwa gerhana Matahari total melewati Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua bagian Selatan. Kala itu, gerhana Matahari ini dianggap berbahaya. Masyarakat diminta menutup jendela, genteng dan segala lubang yang memungkinkan sinar Matahari masuk.
Gerhana Matahari Total 11 Juni 1983. Kredit: Istimewa
Info Astronomy - Tepat 33 tahun yang lalu, peristiwa gerhana Matahari total melewati Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua bagian Selatan. Kala itu, gerhana Matahari ini dianggap berbahaya. Masyarakat diminta menutup jendela, genteng dan segala lubang yang memungkinkan sinar Matahari masuk.

Puncak gerhana Matahari total 1983 sebenarnya lumayan lama, yakni sekitar 6 menit. Berbeda dengan gerhana Matahari total pada 9 Maret 2016 lalu yang hanya tiga menit. Namun sayangnya, banyak dari masyarakat pribumi yang wilayahnya dilalui jalur gerhana kala itu takut ke luar rumah, sementara para turis dan ilmuwan asing asyik meneliti, menikmati dan mengabadikan momen tersebut.

Kehebohan gerhana Matahari total 1983 berawal dari pemerintah. Pemerintah melarang masyarakat menatap langsung gerhana Matahari. Stasiun TVRI waktu itu menayangkan berulang-ulang menganai bahaya melihat gerhana Matahari total secara langsung. "Hanya satu cara melihat gerhana dengan aman, lihatlah melalui layar TVRI Anda," seru TVRI bernada iklan.

Beberapa bulan sebelum fenomena itu terjadi, larangan menatap langsung gerhana Matahari total semakin kuat didengungkan. Bila sebelumnya ada petunjuk, masyarakat boleh melihat gerhana, asal tak melihat Matahari dengan mata secara langsung, kini semua itu dipergawat. Kacamata gerhana, yang terbuat dari film yang sudah "dicuci", pun dilarang diperjual-belikan.

Sebagian besar orang yang tinggal di Pulau Jawa pada masa itu tentu mengalaminya. Sejak pagi, aparat keamanan dan pemerintah desa berkeliling mengingatkan warga agar menutup semua jendela, lubang angin dan genteng kaca untuk menghalangi sinar Matahari masuk rumah. Dengan alasan cahaya gerhana Matahari bisa menyebabkan buta, pemerintah memaksa rakyatnya untuk diam dalam rumah.

Suasana rumah yang gelap di pagi hari itu ternyata belum cukup. Anak-anak diminta bersembunyi di kolong meja atau dalam lemari karena dianggap cahaya gerhana Matahari berbahaya bagi mereka dibandingkan bagi orang dewasa. Sesekali, mereka diizinkan melihat tayangan suasana gerhana Matahari yang disiarkan TVRI langsung dari Borobudur, Jawa Tengah.

Padahal, "Gerhana Matahari total 1983 memenuhi syarat untuk diobservasi dengan biaya mahal karena durasi totalitasnya yang panjang, melewati daerah kering di musim kemarau, serta dilingkupi ruang budaya yang terkenal, seperti Borobudur dan Bali," kata Bambang Hidayat, Kepala Observatorium Bosscha ITB saat itu, seperti dilansir dari Harian Kompas edisi 10 Februari 2016.

Sayang sekali memang, penyampaian informasi yang hanya satu arah saat itu sangat membatasi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang valid dan ilmiah. Bagi Anda yang merupakan masyarakat Jawa dan ingin melihat gerhana Matahari total, Anda sepertinya harus sabar menunggu gerhana Matahari total sampai tahun 2081 mendatang.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.