Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit Sepanjang Mei 2016

Mei selalu menjadi bulan yang istimewa bagi penulis, sebab bulan ini penulis berulang tahun. Selain itu, Mei juga istimewa karena dihiasi oleh beberapa peristiwa langit seperti hujan meteor, konjungsi planet, sampai transit Merkurius! Berikut rangkuman jadwalnya untuk Anda:
Galaksi Bima Sakti di langit Tanjungpandan, Belitung. Kredit: Martin Marthadinata
Info Astronomy - Mei selalu menjadi bulan yang istimewa bagi penulis, sebab bulan ini penulis berulang tahun. Selain itu, Mei juga istimewa karena dihiasi oleh beberapa peristiwa langit seperti hujan meteor, konjungsi planet, sampai transit Merkurius!

Berikut rangkuman jadwalnya untuk Anda:

6 Mei 2016: Hujan Meteor Eta Aquarid

η-Aquarid alias Eta Aquarid merupakan hujan meteor yang akan mencapai tingkat maksimum dari aktivitasnya pada 5-6 Mei setiap tahun. Walau begitu, beberapa "bintang jatuh" sudah terlihat setiap malam dari 19 April - 28 Mei.

Pada puncak aktivitas ini, jika Anda mengamatinya dari lokasi yang benar-benar gelap dan cerah, Anda akan melihat sekitar 40 meteor per jam (ZHR). Ditambah Bulan akan berusia 29 hari pada saat puncak, cahayanya tidak akan terlalu mengganggu pengamatan.

Titik radian atau titik kemunculan hujan meteor η-Aquarid pada deklinasi -01°, rasi bintang Aquarius. Namun Anda tidak perlu menemukan rasi bintang Aquarius, sebab meteor bisa muncul dari mana saja. Bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang mulai tengah malam hingga Matahari terbit.

7 Mei 2016: Fase Bulan Baru (New Moon)

Bulan akan berkedudukan dekat dengan Matahari di langit Bumi sehingga akan hilang dalam silau Sang Surya selama beberapa hari ke depan.

Gerakan orbital Bulan membawanya mengelilingi Bumi sekali setiap empat pekan, hal tersebut akhirnya menyebabkan adanya fase Bulan mulai dari Bulan Baru, Bulan Kuartal Pertama, Bulan Purnama, Bulan Kuartal Terakhir, dan hingga kembali ke Bulan Baru sekali setiap 29,5 hari.

Pada fase Bulan Baru, kedudukan Bumi, Bulan dan Matahari terletak pada garis lurus secara kasar, dengan Bulan di tengah. Dalam konfigurasi ini, Bulan sedang "membelakangi" Bumi, sehingga tidak teramati karena sisi yang menghadap Bumi tidak tersinari Matahari.

9 Mei 2016: Transit Merkurius

Pada tanggal 9 Mei 2016, planet Merkurius akan melintas di depan Matahari dalam pandangan dari Bumi. Ia akan nampak bagai titik hitam kecil yang bergerak di piringan Matahari. Sayangnya, hampir seluruh Indonesia tidak kebagian untuk mengamatinya, hanya Sumatra Utara dan Aceh saja.

Dari waktu ke waktu, planet-planet dalam di Tata Surya kita, Merkurius dan Venus, dapat melalui garis edar pada posisi antara Bumi dan Matahari. Namun karena orbitnya miring pada sudut yang berbeda dengan Bumi, peristiwa transit Merkurius ataupun Venus tidak sering terjadi, bahkan langka, dan pengamat yang ingin melihat peristiwa ini harus menggunakan peralatan teleskop khusus.

Transit Merkurius terakhir telah terjadi pada tahun 2003. Dan setelah transit Merkurius pada 9 Mei 2016, transit yang berikutnya akan terjadi lagi dalam tiga setengah tahun ke depan, yakni pada tanggal 11 November 2019. Dengan begitu, setidaknya akan ada 10 transit Merkurius lainnya di abad ini.

Transit Merkurius pada 9 Mei 2016 akan dimulai pada pukul 07:00 EDT, jika dikonversi maka di Indonesia akan terjadi pada pukul 20:00 WIB tanggal 8 Mei 2016, dan akan berakhir sebelum pukul 15:00 EDT atau pukul 04:00 WIB tanggal 9 Mei 2016. Indonesia sudah malam, tidak ada lagi Matahari di langit.

Seluruh negara di benua Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Eropa dan sebagian besar Rusia dapat melihat peristiwa ini. Sementara untuk Asia, sebagian besar wilayah Asia dapat mengamatinya, kecuali Jepang, sebagian Tiongkok, negara-negara ASEAN dan sebagian besar wilayah Indonesia, serta Australia.

13 Mei 2016: Hujan Meteor Alpha Scorpiid

Hujan meteor minor α-Scorpiid atau Alpha Scorpiid akan mencapai puncak aktivitasnya pada 13 Mei 2016. Tapi dari rentang tanggal 20 April sampai 19 Mei, Anda bisa melihat meteor-meteor yang lewat secara sporadis yang merupakan bagian dari hujan meteor ini.

Alpha Scorpiid disebut sebagai "hujan meteor minor" karena intensitas saat puncaknya sangat sedikit, bahkan jika Anda melihatnya di lokasi yang gelap dan bebas polusi, Anda hanya akan melihat sekitar 5 meteor per jam (ZHR).

Titik radian atau titik kemunculan hujan meteor α-Scorpiid  tentu saja adalah rasi bintang Scorpius (iya, bukan Scorpion. Tidak ada rasi bintang Scorpion!). Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang mulai tengah malam hingga Matahari terbit.

15 Mei 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter

Bulan--satu-satunya satelit alami milik Bumi kita--dan Planet Jupiter akan berada pada pendekatan dekat, atau disebut konjungsi. Keduanya hanya akan terpisah sekitar 1°54' satu sama lain di langit malam.

Dari Indonesia, Bulan dan Jupiter akan terlihat mulai pukul 17:57 waktu setempat, keduanya akan berada pada ketinggian 64° di atas horizon Timur Laut daerah Anda. Bulan dan Jupiter akan mencapai titik tertinggi di langit pada 19:17 waktu setempat, yakni 75° di atas horizon Utara. Keduanya bisa terus diamati sampai pukul 00:45 waktu setempat, ketika mereka tenggelam pada 8° di atas ufuk Barat.

Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar pada magnitudo -12,1, dan Jupiter di magnitudo -2,2, Keduanya dapat diamati dengan mata telanjang. Namun jika diamati tanpa teleskop, Anda hanya akan melihat Jupiter sebagai bintang terang di dekat Bulan.

22 Mei 2016: Blue Moon

Bulan akan mencapai fase Bulan Purnama pada 22 Mei dan akan dijuluki sebagai Blue Moon atau Bulan Biru. Tapi sayangnya, Bulan Biru bukan berarti Bulan Purnama akan nampak dengan cahaya kebiruan. Hal tersebut merupakan salah kaprah.

Sebaliknya, Bulan Purnama pada 22 Mei merupakan Bulan Purnama ketiga dari empat fase Bulan Purnama yang jatuh di musim yang sama, hal tersebut menjadikannya dijuluki Bulan Biru. Ya, istilah Bulan Biru hanyalah sekadar istilah saja.

Bulan Purnama pada 22 Mei akan terjadi pada pukul 04:14 WIB. Di Indonesia, kita sudah bisa melihat Bulan menjelang Purnama mulai senja tanggal 21 Mei 2016 hingga Matahari terbit pada 22 Mei 2016.

Oh iya, selain Bulan Biru digunakan untuk menjuluki Bulan Purnama ketiga dalam satu musim yang sama, istilah Bulan Biru juga dipakai untuk menjuluki fase Bulan Purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender yang sama.


Bulan Biru pada 22 Mei 2016 akan berkedudukan pada deklinasi -15°40' di rasi bintang Libra. Jaraknya dari Bumi yakni sekitar kurang lebih 402.000 km.

22 Mei 2016: Oposisi Mars

Oposisi Mars adalah peristiwa di mana jarak Mars akan sedikit lebih dekat ke Bumi daripada biasanya. Dengan begitu, Mars akan sangat baik untuk observasi pada saat oposisinya. Planet Merah juga akan terlihat sepanjang malam pada saat oposisi Mars 22 Mei 2016.

Dari Indonesia, Mars akan terlihat mulai pukul 18:11 sampai dengan 05:25 waktu setempat. Planet tetangga Bumi kita ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:46 waktu setempat, yakni pada ketinggian 74° di atas horizon Selatan daerah Anda.
Kenampakan Mars melalui teleskop sepanjang tahun 2016. Kredit: Mikhail Chubarets
Walaupun berada di oposisi, jaraknya dari Bumi masih sekitar 75,3 juta kilometer jauhnya. Dengan begitu, jika Anda mengamatinya tanpa teleskop, Mars hanya nampak bagai bintang kemerahan paling terang di langit, yang bahkan akan lebih terang dari Jupiter!

23 Mei 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Saturnus

Bulan dan Planet Saturnus akan saling berdekatan, atau konjungsi, pada 23 Mei 2016. Keduanya akan terpisah 3°11' satu sama lain di langit Bumi.

Dari Indonesia, Bulan dan Mars akan terlihat di langit dinihari. Walau begitu, Bulan dan Mars sudah muncul pada pukul 19:00 waktu setempat, ketika mereka naik 7° di atas ufuk Timur. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 00:39 waktu setempat, yakni 75° di atas horizon Selatan. Dan akhirnya mereka akan hilang dalam cahaya fajar pukul 05:39 waktu setempat, 16° di atas ufuk Barat.

Pada saat pendekatan terdekat ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,5, dan Saturnus dengan magnitudo 0,8. Keduanya akan berada di konstelasi Ophiuchus. Sayangnya, Anda tidak akan melihat cincin Saturnus jika mengamatinya dengan mata telanjang, Anda butuh teleskop dengan pembesaran minimal 75x untuk dapat melihat cincinnya.

Nah, itulah jadwal peristiwa langit sepanjang Mei 2016. Mana yang paling Anda tunggu?

Catatan Editor: Mungkin biasanya artikel jadwal peristiwa langit seperti ini dirilis pada tanggal 1 setiap bulannya oleh InfoAstronomy.org, namun karena kami sedang tur ke Dataran Tinggi Dieng untuk Star Party, maka barulah sekarang sempat kami rilis.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.