Ilustrasi. Kredit: NASA |
Bukan tanpa alasan planet-planet ini disebut Bumi-super, sebab mereka memiliki massa antara 2 sampai 20 kali massa Bumi dan berdiameter 1 sampai 4 kali jari-jari Bumi, yang berarti bahwa mereka berada di "perbatasan" antara planet berbatu dengan planet raksasa gas. Alasan ilmiah mengapa mereka tidak menjadi raksasa gas seperti Jupiter masih menjadi misteri.
Namun, menurut sebuah makalah penelitian baru di Astrophysical Journal, ilmuwan Eve Lee dan Eugene Chiang dari University of California, Berkeley, AS, alasan ilmiah kenapa Bumi-super bukan merupakan planet raksasa gas mungkin terletak pada kala pembentukan planet jenis ini cukup lambat dari yang diasumsikan. Planet-planet Bumi-super cenderung terbentuk ketika cakram debu dan gas yang mengelilingi sebuah bintang muda telah kehilangan sebagian besar gasnya.
Ketika planet Bumi-super sudah mencapai ukuran yang besar, cakram debu dan gas dari bintang induknya telah habis, sehingga planet-planet ini berhenti melakukan pertambahan gas dan akhirnya menjadi planet berbatu raksasa, bukan menjadi planet raksasa gas.
Dalam penelitian ini, para astronom berhasil merangkai skenario pembentukan Bumi-super lebih baik dalam model yang ada untuk pembentukan planet. Pengamatan di masa mendatang mungkin akan memberikan lebih banyak wawasan tentang planet Bumi-super, dan dapat menjawab sekali lagi dalam bagaimana planet jenis ini terbentuk.