Gugus galaksi SDSS J1004+4112. Kredit: NASA/ESA/Hubble |
Dengan mengobservasi area langit yang sangat kecil, dengan Hubble para astronom mampu mengetahui berapa jumlah galaksi yang terlihat di area langit tersebut, dan kemudian mengalikan jumlah yang telah diketahui untuk mengetahui berapa jumlah galaksi di seluruh area langit lain. Dengan begitu, astronom dapat memperkirakan berapa banyak galaksi yang ada di alam semesta teramati.
Hubble mampu mempelajari wilayah langit dengan teliti. Dengan mengumpulkan cahaya selama ratusan jam, Hubble mampu melihat lebih dalam ke tepi alam semesta dibanding penglihatan teleskop berbasis darat. Para astronom menghitung jumlah galaksi yang terlihat di citra mendalam, dan kemudian menggunakannya sebagai jumlah rata-rata untuk wilayah seluruh langit. Walaupun mereka hanya mengamati sebagian kecil langit di kedalaman itu, mereka dapat memperkirakan sisanya.
Estimasi terbaik dari sebuah studi pada tahun 1999 menetapkan ada sekitar 125 miliar galaksi di alam semesta teramati, namun sebuah studi di tahun 2013 menunjukkan bahwa ada sekitar 225 miliar galaksi. Ya, jumlah ini terus bertambah seiring majunya penelitian.
Dan saat ini, tetapi memperkirakan populasi galaksi dengan metode ini dapat mengakibatkan jumlah yang jauh lebih tinggi dari 225 miliar.