Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Citra yang telah dirilis ke publik (lihat di bawah) oleh tim New Horizons menunjukkan kondisi atmosfer Pluto yang kompleks dan mengejutkan, citra tersebut juga menampilkan banyak lapisan kabut yang berada di atas pegunungan es pada permukaan Pluto.
Tanda-tanda pertama adanya awan pada Pluto didiskusikan pada 13 September tahun lalu, beberapa hari sebelum citra kabut di Pluto dirilis publik. Ilmuwan Will Grundy dari Lowell Observatory di Arizona yang menganalisa citra ini mengatakan, "Ada beberapa fitur di permukaan Pluto yang merupakan dataran-dataran tinggi. Sementara itu, awan-awan di atmosfer Pluto telah saya tandai."
Awan di atmosfer Pluto. Klik gambar untuk memperbesar. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Diskusi para ilmuwan di NASA pun berlanjut. Karena cukup sulit untuk melihat apakah temuan awan ini memiliki bayangan di tanah (sebagai bukti bahwa hal ini melayang), akhirnya diskusi NASA juga membahas mengenai perbedaan mendasar antara awan dengan kabut di pegunungan Pluto.
"Salah satu cara untuk membedakannya adalah, awan akan terlihat terpisah-pisah sedangkan kabut akan bergerombol," kata Alan Stern, yang mengepalai misi New Horizons, seperti dikutip dari New Scientist.
Belum ada yang mengetahui bagaimana awan ini terbentuk, dan hal tersebut menunjukkan bahwa tim ilmuwan saat ini belum sepenuhnya yakin. Tapi John Spencer dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, mengatakan pada tanggal 1 Maret, ia cukup yakin bahwa fitur yang ditemukan para ilmuwan ini memang merupakan awan.
Citra kedua dari awan di Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
Saat ini NASA masih sibuk mengunduh data dari wahana antariksa New Horizons, diperkirakan baru rampung pada awal tahun 2017 mendatang. Sementara itu, wahana antariksa New Horizons semakin bergerak ke Sabuk Kuiper di tepi Tata Surya kita.
Pluto telah diturunkan stastusnya dari "Planet" menjadi "Planet Kerdil" pada tahun 2006, dan penemuan awan di atmosfernya ini bisa jadi membuatnya naik kasta lagi.