Dari kiri ke kanan: Gerhana Bulan Penumbral, Gerhana Matahari Total, Oposisi Jupiter. Kredit: Wikimedia Commons |
2 Maret 2016: Fase Bulan Separuh Akhir (Last Quarter)
Tepat pada pukul 06:12 WIB di tanggal ini, Bulan akan memasuki fase Separuh Akhir atau Separuh Kedua. Ini menandakan sepekan lagi menuju fase Bulan Baru (New Moon) yang akan menutupi piringan Matahari sehingga terjadi Gerhana Matahari Total.Dari Indonesia, Bulan Separuh Akhir akan terlihat di langit fajar. Ia akan terbit dari ufuk Timur pada pukul 23:41 waktu lokal daerah Anda, atau 6 jam 16 menit sebelum Matahari terbit. Selanjutnya, Bulan akan mencapai ketinggian 78° dari cakrawala Selatan sebelum menghilang dari pandangan karena fajar sekitar pukul 05:43 waktu lokal.
2 Maret 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Saturnus
Masih di tanggal yang sama, ketika mencapai fase Separuh Akhir, Bulan akan ditemani oleh Planet Saturnus di langit. Bulan dan Saturnus akan membuat pendekatan yang cukup dekat, mereka hanya akan terpisah 3°33' satu sama lain.Bulan dan Saturnus akan terbit dari ufuk Timur sekitar pukul 23:54 waktu lokal (di tanggal 1 Maret), namun baru baik diamati sejak pukul 01:00 dinihari waktu lokal (tanggal 2 Maret) ketika keduanya sudah lebih tinggi dari 10°. Baik Bulan maupun Saturnus, keduanya bisa diamati hingga Matahari terbit.
Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar di magnitudo -11,8, dan Saturnus di magnitudo 1,1. Keduanya akan berada di konstelasi Ophiuchus. Oh iya, Saturnus nantinya hanya akan nampak bagai bintang kuning keemasan tanpa cincin jika hanya diamati dengan mata telanjang.
Letak Bulan dan Saturnus pada 2 Maret 2016 dinihari. Ilustrator: Info Astronomy |
8 Maret 2016: Oposisi Jupiter
Apa itu oposisi Jupiter? Dalam astronomi, oposisi adalah istilah ketika suatu planet eksterior berada dalam satu garis lurus dengan Bumi dan Matahari. Dan pada kasus oposisi Jupiter, maka yang segaris lurus adalah Matahari-Bumi-Jupiter. Oposisi Jupiter tepatnya terjadi pada 8 Maret 2016 pukul 17:46 WIB.Ketika di titik oposisi, planet termasif di Tata Surya ini akan terbit tepat di Timur ketika Matahari terbenam di Barat. Ia akan bergerak semu, dan berada pada titik tertinggi di langit sekitar jam tengah malam dan terbenam di Barat tepat ketika Matahari terbit keesokan harinya, 9 Maret 2016, tepat saat Gerhana Matahari Total terjadi.
Pada peristiwa oposisi Jupiter tanggal 8 Maret 2016, jarak Bumi-Jupiter "hanya" 664 juta kilometer saja. Hal ini membuat penampakan Jupiter sedikit lebih besar ketika Anda mengamatinya dengan teleskop. Sayangnya, pengamatan dengan mata telanjang tidak berdampak apa-apa, Jupiter hanya akan terlihat bagai bintang kuning keemasan di langit yang cahayanya tidak berkelap-kelip.
Ketika oposisi pula, Jupiter akan berada di deklinasi +06°04', yakni di sekitar rasi bintang Leo. Magnitudonya -2,4 sehingga akan sangat mudah ditemukan atau dilihat dengan mata telanjang.
9 Maret 2016: Gerhana Matahari Total
Yak, inilah peristiwa langit yang paling ditunggu-tunggu pada Maret 2016; Gerhana Matahari Total! Siapkah kita menjadi tuan rumah peristiwa langka nan indah ini? 12 provinsi di Indonesia akan dilalui jalur gerhana total, sementara sisa provinsi lainnya akan dilalui gerhana sebagian (parsial).
12 provinsi itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.
Semetara itu, untuk daerah-daerah yang dilintasi dari 12 provinsi di atas adalah, Palembang (dengan durasi gerhana 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).
Untuk daerah lain yang tidak mendapat Gerhana Matahari Total, tetap bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana sebagian ini terlihat di Padang (95,43%), Bandung (88,76%), Denpasar (76,53%), Kupang (65,49%), Surabaya (83,08%), Banjarmasin (98%), Manado (96,66%), Jakarta (88,76%), Pontianak (92,96%), Makassar (88,54%), serta Ambon (86,90%), termasuk daerah sekitarnya yang berdekatan.
Sementara itu, untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, waktu WIB untuk gerhana di atas bisa dikonversikan ke WITA dengan menambah 1 jam, dan WIT dengan menambah 2 jam. Kita semua tentu sudah paham untuk hal ini.
Agar lebih lengkapnya, kami telah sediakan e-book panduan Gerhana Matahari 9 Maret 2016 yang berisi tabel waktu & durasi gerhana lengkap untuk seluruh wilayah Indonesia, klik di sini: infoastronomy.org/gerhana-2016
20 Maret 2016: Ekuinoks Maret
Meskipun ini bukan merupakan peristiwa langit yang bisa diobservasi, namun memperingatinya tidak ada ada salahnya. Ekuinoks Maret adalah hari ketika Matahari berada di atas cakrawala. Dalam astronomi, ekuinoks Maret menandai awal musim semi di belahan Bumi Utara dan musim gugur di belahan Bumi Selatan.
Pada hari ekuinoks, Matahari akan muncul persis di atas kepala bagi Anda yang tinggal di wilayah ekuator atau khatulistiwa Bumi. Pada hari ekuinoks pula, lama siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam masing-masing.
23 Maret 2016: Gerhana Bulan Penumbra
Tepat dua pekan setelah Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016, kini giliran Bulan yang akan digerhanai Bumi. Namun, sayangnya gerhana Bulan pada 23 Maret 2016 ini hanya Gerhana Bulan Penumbra, yang secara kasat mata tidak terlalu nampak terlihat. Mengapa demikian?
Seperti Gerhana Bulan pada umumnya, gerhana penumbra terjadi setiap kali Bumi lewat di antara Bulan dan Matahari, sehingga mengaburkan cahaya Matahari yang diterima Bulan Purnama. Tapi tidak seperti jenis gerhana Bulan lainnya, gerhana penumbra ini merupakan peristiwa yang sangat sukar untuk diamati.
Pada Gerhana Bulan Penumbra, Bulan melewati sebuah wilayah terluar dari bayangan Bumi yang disebut penumbra. Pada bagian luar dari bayangan Bumi ini, jika ada pengamat di Bulan maka mereka akan melihat Bumi hanya menutupi sebagian dari piringan Matahari, tidak benar-benar menutupinya 100%. Akibatnya kecerahan Bulan hanya redup sedikit, namun bahkan masih tetap terang seperti sedia kala.
Wilayah yang bisa dan tidak bisa melihat Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016. Kredit: In-the-sky.org |
Nah, itulah jadwal peristiwa langit sepanjang Maret 2016. Selamat observasi!