Citra berwarna permukaan, kabut dan atmosfer Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL |
"Salju di sana jauh berbeda dengan salju di Bumi, karena komposisinya mungkin lebih didominasi oleh metana," menurut NASA dalam pernyataan resminya.
NASA menemukan wilayah bernama Cthulhu Regio di Pluto, dengan panjang sekitar 3.000 kilometer dan luas 750 kilometer, memiliki sebuah pegunungan berselimut putih yang kontras dengan warna merah gelap dari dataran sekitarnya dengan panjang kurang lebih 420 kilometer.
Para ilmuwan menduga hamparan putih cerah itu akibat timbunan salju di atasnya. Selain itu, timbunan salju di Pluto itu juga tidak sama seperti yang kita bayangkan, komposisi utamanya bukan air, tapi metana. Para ilmuwan menyimpulkan, bahwa wilayah Cthulhu Regio yang diselimuti dengan selapisan materi tholin berwarna merah gelap itu adalah molekul kompleks yang terbentuk ketika metana terkena sinar Matahari.
Di atas puncak gunung yang ditutupi dengan materi terang di wilayah tersebut adalah salju metana yang belum ditransformasi sepenuhnya, sehingga tampak kontras dengan warna merah gelap dari dataran sekitarnya.
"Materi tersebut menutupi lapisan atas dari puncak gunung, ini menunjukkan bahwa metana itu sama seperti air di atmosfer Bumi, kondensasi sebagai es pada lintang tinggi." kata John Stansberry, anggota tim sains New Horizons dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.
Para ilmuwan memperkirakan suhu di permukaan Pluto minus 190 hingga minus 204 derajat Celsius (-350 ~ -400 derajat Fahrenheit), sehingga metana yang ada dalam bentuk gas di Bumi itu adalah benda cair atau padat di Pluto.
Laporan terkait mengatakan, bahwa selain metana mungkin masih ada materi lain di Pluto. Mungkin lebih banyak data dari wahana antariksa New Horizons yang saat ini masih dalam proses unduhan oleh tim misi di Bumi akan memberitahu kita lebih banyak rahasia tentang Pluto di masa mendatang.