Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Awal Pekan Depan, Eropa-Rusia Luncurkan Sebuah Wahana Antariksa ke Planet Mars

Pada tanggal 14 Maret 2016 mendatang, sebuah roket Rusia akan mengangkut wahana antariksa pengorbit baru milik European Space Agency (ESA) menuju Planet Mars. Wahana antariksa pertama ExoMars dalam misi ESA ini bekerja sama dengan Russian Federal Space Agency (Roscosmos).
Ilustrasi wahana antariksa ExoMars saat tiba di orbit Mars. Kredit: ESA/ATG medialab
Info Astronomy - Pada tanggal 14 Maret 2016 mendatang, sebuah roket Rusia akan mengangkut wahana antariksa pengorbit baru milik European Space Agency (ESA) menuju Planet Mars. Wahana antariksa pertama ExoMars dalam misi ESA ini bekerja sama dengan Russian Federal Space Agency (Roscosmos).

Peluncuran roket tersebut akan dilakukan di kosmodrom Baikonur di Kazakhstan, diperkirakan akan mencapai Mars pada bulan Oktober 2016 mendatang. Wahana antariksa ini bernama Trace Gas Orbiter (TGO). Setelah tiba di orbit Mars, nantinya ia akan mulai mencoba untuk "mengendus" petunjuk pada salah satu pertanyaan abadi penelitian luar angkasa: Apakah ada kehidupan di Mars?

"Kita tahu bahwa di masa lalu Mars memiliki kondisi yang mirip dengan yang Bumi. Dengan begitu, bisa saja ada kehidupan di Mars dan bahkan lebih kompleks dari yang kita kira," kata ilmuwan proyek ExoMars Jorge Vago seperti dilansir dari Vice.com. "Jadi ini adalah motivasi kami untuk pergi mencari tanda-tanda kehidupan di Mars."

Metana di Mars

TGO akan melanjutkan misi dari Mars Express Orbiter (MEO), yang diluncurkan oleh ESA pada tahun 2003 dan masih aktif hingga saat ini. Pada tahun 2004, MEO mendeteksi adanya metana di atmosfer Mars, yang membuat para ilmuwan bersuka cita. Metana akan bereaksi di atmosfer untuk membentuk air atau karbon dioksida, kehadiran metana secara terus menerus mengindikasikan adanya aktivitas biologis.

"Di Bumi, 90 persen metana adalah hasil dari aktivitas bakteri yang masih hidup saat ini atau mikroorganisme yang pernah hidup ratusan juta tahun yang lalu dan sekarang telah mati," jelas Vago. bahan organik dapat melepaskan metana ketika terurai.

Namun, metana di Mars juga bisa dijelaskan oleh aktivitas geologi; ketika mineral tertentu mengalami reaksi hidrotermal, mereka melepaskan hidrogen, yang bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk metana (karbon dioksida mendominasi 95 persen dari atmosfer Mars).

Metana yang terdeteksi oleh MEO adalah sejumlah kecil di sekitar sepuluh banding seribu juta. Namun temuan metana ini akan menjadi konsentrasi TGO untuk diteliti. Wahana antariksa pengorbit tersebut akan membantu untuk mengkonfirmasi temuan MEO dan mengeksplorasi asal-muasal metana tersebut.

Spektrometer yang dimiliki TGO diklaim jauh lebih sensitif daripada yang dimiliki MEO, sehingga TGO mampu meneliti hingga tiga lipat lebih akurat sehingga bisa membantu menyelesaikan beberapa misteri abadi dari metana Mars.

"Kami tidak hanya mencari metana; kami sedang mencari sekelompok gas-gas lain juga, yang berkaitan dengan metana sehingga dapat membantu kita untuk mencoba menentukan apakah metana ini berasal dari aktivitas biologis atau aktivitas geologis," tutur Vago.

Jika metana di Mars memang berasal dari aktivitas biologis, metana ini mungkin merupakan aktivitas dari bakteri yang hidup di bawah permukaan planet Mars. Sebuah kehidupan lain di luar Bumi.

Mendarat di Mars

Selain meneliti metana di atmosfer Mars, wahana antariksa pengorbit TGO juga akan bertindak sebagai satelit telekomunikasi untuk robot penjelajah milik ESA, yang bernama robot penjelajah ExoMars. Robot penjelajah ini dijadwalkan untuk meluncur ke Planet Merah pada tahun 2018 dan akan menjadi robot pertama Eropa yang mendarat di planet lain.

Tugas dari robot penjelajah ExoMars tak jauh berbeda dengan TGO, ia juga akan mencari tanda-tanda kehidupan, meskipun misinya agak terpisah dengan TGO. Robot penjelajah ExoMars kemungkinan akan mengeksplorasi tanda-tanda dari kehidupan kuno.

Sementara itu, robot penjelajah ExoMars juga dilengkapi dengan alat pengeboran, yang mampu untuk menggali tanah permukaan Mars pada kedalaman maksimum dua meter. Robot penjelajah ExoMars akan meneliti tanah Mars apakah ada aktivitas biologisnya atau tidak.
Ilustrasi robot penjelajah ExoMars yang bakal mendarat tahun 2018. Kredit: ESA/ATG medialab

Sebuah Misi Gabungan

Misi ExoMars hampir gagal. Pada awalnya, ESA bekerjasama dengan Lembaga Antariksa AS (NASA), namun sayangnya karena keterbatasan anggaran menyebabkan NASA menarik diri dari proyek ini. Walau begitu, NASA masih menyumbangkan beberapa instrumen ilmiah bagi ESA.

Namun keluarnya NASA tidak berdampak terlalu lama. Tahun 2013 yang lalu, akhirnya Roscosmos sepakat untuk melanjutkan misi ExoMars menggunakan roket Proton-nya, dan kemudian menjadi partner ESA dalam misi ke Planet Merah ini.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.