Saran pencarian

Bisakah Kita Temukan Planet Krypton di Dunia Nyata?

Pencarian planet ekstrasurya, planet yang mengorbit bintang selain Matahari kita, telah menjadi bidang utama penelitian luar angkasa dalam dekade terakhir, dengan hampir penemuan 2.000 planet asing sampai saat ini. Dengan dirilisnya "Batman v Superman: Dawn of Justice", apakah planet rumah Superman yakni Krypton benar-benar ada? Atau setidaknya adakah planet yang sangat mirip?
Ilustrasi planet ekstrasurya mengorbit bintang katai merah, bintang yang mirip Rao, bintang induk Planet Krypton. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Pencarian planet ekstrasurya, planet yang mengorbit bintang selain Matahari kita, telah menjadi bidang utama penelitian luar angkasa dalam dekade terakhir. Dengan dirilisnya "Batman v Superman: Dawn of Justice", apakah planet rumah Superman yakni Krypton benar-benar ada? Atau setidaknya adakah planet yang sangat mirip?

Kita tidak banyak mengetahui lebih jauh Planet Krypton. Karena komik awal Superman hanya menggambarkan Krypton sebagai planet berbatu mirip Bumi, namun jauh lebih tua. Dalam film "Man of Steel", Krypton dikatakan berusia sekitar 8,7 miliar tahun dan berkehidupan cerdas, bernama Kryptonians, yang telah mendirikan peradaban selama ratusan ribu tahun.

Dimulai dengan Bintang Merah

Dalam rangka untuk mencari Krypton, hal pertama yang kita perlu lakukan adalah mengidentifikasi bintang induknya, atau setidaknya jenis dari bintang induknya. Yang kita tahu adalah, bintang induk planet Krypton tidak seperti Matahari, bintang induk Krypton ini berwarna kemerahan, bernama bintang Rao.

Setidaknya ada tiga kelas bintang yang berwarna merah: katai merah, raksasa merah dan maha raksasa merah. Ketika kelas bintang tersebut berbeda dalam ukuran, warna merah mereka memberitahu kita bahwa mereka memiliki suhu permukaan lebih dari 3.200° Celcius, sekitar setengah dari suhu permukaan Matahari.

Dan di antara ketiga kelas bintang tadi, bintang katai atau kerdil merah merupakan jenis bintang yang paling umum di alam semesta. Bayangkan saja, sekitar 75% dari bintang-bintang terdekat Tata Surya kita adalah bintang katai merah. Seperti namanya, bintang katai merah berukuran lebih kecil dibandingkan dengan Matahari, dengan massa antara 7,5% hingga 50% dari massa Matahari.

Sementara itu, Matahari kita di masa mendatang akan mengembang menjadi bintang raksasa merah, karena kehabisan bahan bakar hidrogen, sehingga akan membesar hingga ke orbit Bumi. Tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan bintang maha raksasa merah. Jika pusat Tata Surya diganti dengan bintang maha raksasa merah, maka diameter bintang tersebut hingga memotong orbit Saturnus.

Dan ya, penggambaran bintang induk planet Krypton ini faktanya bervariasi antara tiga jenis bintang selama bertahun-tahun, tapi jika merujuk ke film "Man of Steel" tadi, bintang Rao masuk kelas bintang katai merah.

Penelitian Bintang Katai Merah LHS 2520

Pada tahun 2012, astrofisikawan Neil deGrasse Tyson diundang untuk memilih lokasi yang sebenarnya dari bintang Rao. Tyson memilih sebuah bintang yang dikenal sebagai LHS 2520, bintang katai merah di rasi bintang Corvus. Pencarian planet di sekitar bintang tersebut pun dilakukan, namun sejauh ini terbukti sia-sia, tapi itu bukan berarti tidak ada.

Untuk menemukan sebuah planet ekstrasurya mirip Bumi di sekitar bintang katai merah, cara menemukan yang baik biasanya menggunakan metode radial velocity atau teknik doppler, yakni mengukur gerakan kecil dari sebuah bintang yang merupakan respon dari tarikan gravitasi planet yang mengorbitnya.

Sejauh ini, para astronom hanya memiliki sedikit data dari bintang LHS 2520 ini, yang dikumpulkan oleh High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS). Ini berarti saat ini kita hanya bisa "menemukan" planet raksasa gas yang mengorbit bintang tersebut, karena planet jenis ini cukup besar untuk menghasilkan perubahan pada bintang yang dengan mudah diteliti oleh para astronom.

Tetapi jika penemuan planet raksasa gas pun tidak berhasil, pemahaman kita tentang bagaimana sistem planet terbentuk dari awan gas, debu dan batu yang menggumpal bersama-sama dalam tarikan gravitasi tampaknya menunjukkan bahwa harus selalu ada lebih dari satu planet yang mengorbit sebuah bintang. Jadi jika kita menemukan salah satu saudara Krypton, mungkin dengan pengamatan lebih rincin kita akan dapat menyimpulkan keberadaannya.

Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya

Tetapi jika kita gagal untuk menemukan planet yang mengorbit bintang katai merah LHS 2520, kita selalu bisa mencari di tempat lain, di bintang lain yang sejenis bahkan beda jenis. Dan untungnya, mencari planet di yang mengorbit bintang katai merah merupakan target utama penelitian para astronom dunia saat ini.

Sebagai contoh, ada sebuah kampanye bernama Pale Red Dot, sebuah kampanye internasional yang dikoordinasi oleh para peneliti di Inggris untuk mencari planet mirip Bumi di sekitar bintang tetangga terdekat kita, Proxima Centauri.

Penemuan planet mirip Bumi pada dasarnya meruapkan palang pintu manusia yang penting, meningkatkan harapan ketika di masa mendatang kita mengalami kemajuan teknologi ruang angkasa, kita bisa satu hari mengunjungi planet mirip Bumi tersebut.

Ada juga proyek Carmenes, proyek yang akan melihat dan meneliti sekitar 300 bintang katai merah selama tiga tahun ke depan untuk mencari planet mirip Bumi. Semua ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan ilmu pengetahuan kita tentang alam semesta yang begitu luasnya.

Tapi kembali lagi, meskipun probabilitas begitu kecil, banyaknya jumlah bintang katai merah di luar sana tidak menutup kemungkinan dari keberadaan planet mirip Krypton yang siap untuk kita temukan.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.