Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Badai Matahari Memicu Munculnya Aurora Sinar-X di Jupiter

Tak hanya di Bumi, aurora juga muncul di planet termasif se-Tata Surya, Jupiter. Aurora tersebut merupakan aurora sinar-X yang dipicu oleh badai Matahari yang menumbuk atmosfer Jupiter, aurora ini tercatatsekitar delapan kali lebih terang dan ratusan kali lebih energik daripada aurora di Bumi.
Aurora di Jupiter melalui citra komposit dari Hubble dan Observatorium Sinar-X Chandra, 2 Oktober 2011. Kredit: NASA
Info Astronomy - Tak hanya di Bumi, aurora juga muncul di planet termasif se-Tata Surya, Jupiter. Aurora tersebut merupakan aurora sinar-X yang dipicu oleh badai Matahari yang menumbuk atmosfer Jupiter, aurora ini tercatatsekitar delapan kali lebih terang dan ratusan kali lebih energik daripada aurora di Bumi.

Penelitian dan pengamatan aurora sinar-X di Jupiter ini dilakukan menggunakan data dari Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA. Hasil penelitan ini adalahpertama kalinya para astronom mempelajari aurora di Jupiter dalam panjang gelombang sinar-X ketika badai Matahari yang besar tiba di planet raksasa gas tersebut.

Badai Matahari tentu berasal dari Matahari, bintang induk Tata Surya ini terus menyemburkan aliran partikel ke luar angkasa dalam bentuk angin Matahari, yang kadang-kadang angin Matahari tersebut sangat besar, sehingga disebut badai Matahari, yang juga dikenal sebagai coronal mass ejections (CME).

Badai Matahari yang memicu aurora di Jupiter menubruk magnetosfer Jupiter, wilayah di luar angkasa yang dikendalikan oleh medan magnet Jupiter, lalu dialirkan ke arah kedua kutub Jupiter. Studi baru ini menemukan bahwa interaksi CME dengan magnetosfer Jupiter benar-benar memicu aurora dalam panjanga gelombang sinar-X yang berukuran lebih besar daripada planet Bumi!

Citra komposit di atas menunjukkan Jupiter dan aurora ketika CME berinteraksi dengan magnetosfer Jupiter pada bulan Oktober 2011. Dampak dari CME pada aurora Jupiter dilacak dengan memantau sinar-X yang dipancarkan selama dua pengamatan yang berlangsung 11 jam.

Para ilmuwan menggunakan data tersebut untuk menentukan sumber aktivitas sinar-X dan mengidentifikasi daerah-daerah pada Jupiter untuk menyelidiki lebih lanjut. Dan kini, para astronom berencana untuk mencari tahu bagaimana bentuk sinar-X dengan mengumpulkan data pada medan magnet Jupiter, magnetosfer dan aurora menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra dan XMM-Newton milik European Space Agency (ESA).
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.