Wahana pendarat milik Tiongkok di Bulan. Kredit: Chinese Academy of Science/CNSA |
Semua citra tersebut tersedia di situs web China National Space Administration (CNSA), sayangnya situs web CNSA agak sulit untuk dinavigasi. Untungnya, Emily Lakdawalla dari The Planetary Society telah memisahkan dua kelompok citra dari wahana pendarat dengan citra dari wahana penjelajah, sehingga Anda bisa melihatnya secara online dengan mudah.
Ada terlalu banyak citra bagi kita untuk melihat secara detail. Banyak pula citra yang masih "kasar", yang menunjukkan permukaan Bulan yang abu-abu serta langit gelap tak berbintang karena dipotret dengan eksposur rendah. Tentu saja, bintang juga tidak muncul dalam gambar karena cahaya permukaan Bulan terlalu terang sehingga meredupkan bintnag, sama halnya ketikaAnda tidak dapat melihat bintang di langit malam karena terangnya lampu jalan.
Citra menarik lainnya yang dirilis Tiongkok menunjukkan pergerakan wahana penjelajah Yutu di permukaan Bulan, dengan pergerakan tersebut yang ditandai oleh jejak rodanya. Ada pula citra yang menunjukkan beberapa formasi batuan seperti batuan di Bumi yang memukau di dekat lokasi pendaratan, yakni kawah Zi Wei (atau Purple Palace dalam bahasa Inggris).
Malam hari di Bulan sangat dingin, dan bisa berlangsung hingga dua pekan. Ketika kawah Zi Wei tidak tersinari Matahari, Yutu dihibernasi sementara, dan akhirnya Yutu berhasil bergerak lagi pada awal 2014. Kedua wahana antariksa di Bulan milik Tiongkok ini masih berkomunikasi dengan Bumi, dan terus memberikan para ilmuwan data ilmiah dari Bulan.
Penemuan-penemuan yang dibuat oleh Yutu salah satunya adalah menemukan jenis baru batuan Bulan dengan jumlah silikon oksida yang rendah, jumlah oksida besi yang tinggi, dan sejumlah titanium dioksida, sesuatu yang belum pernah ditemukan di Bulan sebelumnya. Ini mengisyaratkan kemungkinan dampak besar selama pembentukan mantel Bulan.
Misi Yutu ini nantinya akan digantikan oleh misi lain Tiongkok yang lebih ambisius, bernama Chang'e-5, pada tahun 2017. Misi tersebut tanpa awak, dan akan mencoba untuk mendarat di Bulan lalu kembali ke Bumi dengan membawa sampel batuan dan pasir Bulan. Lanjut pada 2018, Tiongkok juga ingin menjadi negara pertama yang mendaratkan manusia di sisi jauh Bulan.