Saran pencarian

Sebuah Jamur Berhasil Bertahan Hidup pada Lingungan Mirip Mars di Stasiun Luar Angkasa

Sebuah studi terbaru Lembaga Antariksa AS (NASA) menyatakan, beberapa organisme Bumi mungkin dapat bertahan hidup di Mars, contohnya adalah tumbuhan jamur. Dua spesies jamur kecil dari Antartika berhasil bertahan hidup selama 18 bulan dalam lingkungan mirip Mars di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Astronot sedang menyiapkan instrumen EXPOSE-E berisi jamur di luar ISS. Kredit: NASA
Info Astronomy - Sebuah studi terbaru Lembaga Antariksa AS (NASA) menyatakan, beberapa organisme Bumi mungkin dapat bertahan hidup di Mars, contohnya adalah tumbuhan jamur. Dua spesies jamur kecil dari Antartika berhasil bertahan hidup selama 18 bulan dalam lingkungan mirip Mars di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Para ilmuwan telah mempelajari dua spesies jamur mikroskopis, bernama Cryomyces antarcticus dan C. minteri, yang dikumpulkan dari McMurdo Dry Valleys di Antartika. Dua jenis jamur ini merupakan jamur yang bisa hidup di lingkungan ekstrem, salah satunya lingkungan Mars. Jamur ini adalah "cryptoendolithic," yang berarti bahwa mereka hidup dalam retakan batuan.

Jamur ini ditempatkan dalam sebuah wadah penelitian yang dikembangkan oleh European Space Agency (ESA) yang disebut EXPOSE-E. Astronot telah melakukan spacewalk untuk menyematkan instrumen EXPOSE-E ini di bagian luar laboratorium tebesar buatan manusia yang berada di orbit Bumi tersebut.

Selama 18 bulan terakhir, satu sisi jamur-jamur dari Antartika ini telah terkena simulasi kondisi lingkungan di Mars, yakni suasana lingkungan yang terdiri dari 95 persen karbon dioksida dengan tekanan 1.000 pascal (sekitar 1 persen dari permukaan laut di Bumi); serta tingkat tinggi radiasi ultraviolet. Sementara sisi lain dari jamur ini dibiarkan tidak terkena paparan radiasi tersebut.

"Hasil dari penelitian ini adalah bahwa lebih dari 60 persen dari sel-sel jamur yang kami pelajari tetap utuh setelah terkena 'paparan Mars,' atau lebih tepatnya, stabilitas DNA selular mereka masih tinggi," kata rekan penulis studi Rosa de la Torre , dari National Institute of Aerospace Technology di Spanyol.

Tidak hanya bertahan hidup, namun kurang dari 10 persen dari jamur-jamur ini mampu berkembang biak dan membentuk koloni setelah mengalami paparan mirip kondisi di Mars!

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek bernama Lichens and Fungi Experiment (LIFE). "Kini kita telah mempelajari kondisi dari organisme tertentu di Bumi untuk perjalanan jangka panjang ke ruang angkasa melalui wadah EXPOSE-E," tutur de la Torre.

"Hasil penelitian ini sangat membantu untuk mengamati kemampuan bertahan hidup dan stabilitas jangka panjang dari mikroorganisme serta biondikator di permukaan Mars, sebuah informasi yang menjadi dasar dan relevan untuk percobaan berikutnya untuk pencarian kehidupan di Planet Merah," tambahnya.

Mencari tanda-tanda kehidupan di Mars merupakan prioritas tinggi untuk ESA maupun NASA. Kedua lembaga antariksa ini berencana untuk meluncurkan robot penjelajah ke Planet Merah dalam beberapa tahun mendatang; ESA akan meluncurkan robot penjelajah ExoMars pada 2018, dan NASA akan meluncurkan robot penjelajah Mars2020 pada tahun 2020.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.