Gerhana Matahari Total. Kredit: Shutterstock |
Melihat Matahari saat gerhana maupun saat tidak gerhana sama bahayanya. Walaupun Bulan menutupi Matahari saat terjadinya gerhana, namun melihatnya secara langsung dengan mata telanjang sangat tidak disarankan.
Mata kita seperti diagframa pada kamera. Ada bagian mata kita yang bisa melebar dan menyempit, namanya pupil. Pupil ini berfungsi untuk menyaring jumlah cahaya yang memasuki mata. Kalau suasana sekitar kita gelap, maka diameter pupil mata kita membesar sampai 8 mm. Kalau di siang hari yang terang, biasanya diameter pupil mata kita mengecil sampai dengan 2 mm. Nah, kalau mata kita melihat cahaya yang sangat terang, pupil bisa mengecil sampai 1,6 mm.
Faktanya, pupil mata manusia tak mampu menghalangi pancaran cahaya Matahari yang begitu terang dan menyilaukan. Tahukah Anda, kalau dihitung, cahaya langsung dari Matahari itu harus diredupkan 100 ribu kali supaya bisa diterima oleh pupil mata manusia. Kalau tak diredupkan, orang yang melihat langsung ke arah Matahari (bahkan saat terjadi gerhana) besar kemungkinannya menjadi katarak bahkan buta.
Saat terjadi gerhana Matahari, memang cahaya matahari tertutup oleh Bulan, sehingga Matahari akan menjadi redup. Tetapi meskipun cahaya Matahari itu tertutup, pancaran cahayanya tak berkurang sedikit pun, hanya ukuran piringannya saja yang menyusut. Dan ketika kita mendongak ke atas menatap Matahari, yang terjadi adalah pupil mata kita belum sempat bereaksi.
Akibatnya, cahaya Matahari yang masuk ke mata berlebihan sehingga membuat mata kita rusak dan bakan seketika bisa menjadi buta. Jadi, sebaiknya saat gerhana maupun tak ada gerhana, kita tidak menatap Matahari secara langsung. Kita baru diperbolehkan melihat gerhana dengan mata secara langsung, ketika fase totalitas gerhana berlangsung, dengan begitu hanya di wilayah-wilayah yang dilalui gerhana total saja.
Seperti dikutip dari Langit Selatan, ember atau baskom berisi air tidak banyak mengurangi intensitas sinar Matahari. Ini adalah cara yang keliru untuk mengamati gerhana Matahari secara aman. Karena meskipun air hanya memantulkan 5% cahaya Matahari, pantulan yang dihasilkan masih sangat terang dan pada akhirnya akan tetap dapat menyebabkan kebutaan.
Lalu bagaimana cara amannya? Anda bisa menggunakan kacamata berfilter Matahari, filter tersebut mampu meredam hingga 100 ribu kali cahaya Matahari sehingga pengamatan lebih aman. Atau jika tidak ada filter Matahari, Anda bisa membuat proyeksi lubang jarum. Tutorial membuat proyeksi lubang jarum, silakan klik di sini.
Oh iya, bagi Anda yang berencana memotret Gerhana Matahari, pastikan kamera Anda juga dilengkapi filter Matahari. Selain bisa melindungi sensor kamera, filter Matahari pada kamera juga membuat citra Matahari yang dipotret menjadi lebih luar biasa indah. Pengguna teleskop atau binokuler juga diwajibkan menggunakan filter Matahari. Filter Matahari dapat dibeli di toko-toko alat fotografi, toko perangkat keras, atau bisa dibeli secara online.
Selamat menyambut Gerhana Matahari 9 Maret 2016!