Saran pencarian

Melihat Cahaya Bumi di Bulan Sabit Senja Ini

Bulan Sabit memang tidak sespesial Bulan Purnama, namun mengamatinya memiliki sensasi tersendiri. Pada fase Sabit, kita bisa melihat adanya earthshine alias cahaya Bumi. Earthshine sangat cocok untuk target astrofotografi--fotografi yang mengabadikan obyek angkasa--maupun sekedar diamati saja dengan mata telanjang atau dengan teleskop.
Earthshine pada Bulan Sabit. Kredit: Thinkstock
Info Astronomy - Bulan, satu-satunya satelit alami milik Planet Bumi, baru saja mencapai fase Sabit Muda (waxing crescent) atau Hilal pada 10 Februari 2016, yang mengawali bulan Jumadil Awal 1437 H pada kalender hijriyah. Dan senja ini, sabitnya Bulan akan lebih besar dari Hilal, sekitar 11,1%.

Bulan Sabit memang tidak sespesial Bulan Purnama, namun mengamatinya memiliki sensasi tersendiri. Pada fase Sabit, kita bisa melihat adanya earthshine alias cahaya Bumi. Earthshine sangat cocok untuk target astrofotografi--fotografi yang mengabadikan obyek angkasa--maupun sekedar diamati saja dengan mata telanjang atau dengan teleskop.

Earthshine atau Cahaya Bumi pada dasarnya merupakan pantulan cahaya Bumi pada permukaan Bulan. Earthshine menyinari bagian gelap pada permukaan Bulan yang berada dalam fase sabit. Earthshine adalah cahaya yang sangat lembut dan lemah pada "sisi gelap" Bulan. Cahaya ini sendiri berasal dari pantulan cahaya Matahari oleh Bumi yang sampai pada permukaan Bulan.

Lebih tepatnya, earthshine terjadi ketika cahaya dari Matahari dipantulkan oleh permukaan Bumi ke permukaan Bulan, kemudian dipantulkan kembali oleh permukaan Bulan ke mata kita. Jadi dalam hal ini terjadi dua kali proses pemantulan cahaya Matahari. Karenanya earthshine jauh lebih redup daripada cahaya Matahari yang dipantulkan langsung oleh Bulan.

Selain itu, albedo (rasio intensitas cahaya Matahari yang dipantulkan dengan yang diserap oleh suatu benda) Bulan juga lebih rendah dibanding albedo Bumi. Walaupun earthshine ini sangat redup, namun masih mampu menyinari beberapa fitur Bulan. Dengan adanya earthshine ini, kita dapat mengamati bagian gelap Bulan walupun hanya sebagian tipis sabit yang bersinar terang.

Karena earthshine menyinari bagian gelap pada permukaan Bulan, tentu saja kita hanya bisa menyaksikan fenomena ini selama fase Bulan Sabit. Fase Bulan Sabit berlangsung sekitar 1-5 hari sebelum atau sesudah Bulan Baru.

Pada fase Bulan Sabit, Matahari biasanya berada di belakang Bulan dari sudut pandang kita di Bumi, sehingga Bumi bermandikan sinar Matahari yang kemudian dipantulkan kembali pada permukaan gelap Bulan.

Sebenarnya, fenomena earthshine sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Leonardo Da Vinci menjelaskan fenomena ini sekitar 500 tahun yang lalu. Dia menyadari bahwa baik Bumi maupun Bulan mampu memantulkan cahaya Matahari. Akan tetapi ketika Matahari terbenam pada permukaan Bumi dilihat dari permukaan Bulan, permukaan Bulan yang dapat diamati dari Bumi tetap bercahaya, disinari oleh sinar Matahari yang dipantulkan dari Bumi.

Untuk menemukan Bulan Sabit sore ini, berikut peta langitnya. Bulan akan ada di langit Barat.
Letak Bulan Sabit Muda pada senja, 11 Februari 2016. Hak cipta: Info Astronomy
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.