Gargantua. Kredit: Warner Bros, Getty Images |
Alih-alih memiliki bentuk bulat, Lubang Hitam lima dimensi justru menyerupai bentuk cincin yang sangat tipis, yang juga menciptakan tonjolan di sekitarnya. Pada awalnya tonjolan tersebut terhubung melalui "benang" kecil, tapi seiring waktu, "benang" tersebut menjadi lebih tipis, hingga tonjolan tadi menjadi Lubang Hitam mini yang baru.
Jadi, apa masalahnya?
Nah, di alam semesta empat dimensi ini, singularitas--titik di pusat Lubang Hitam di mana gravitasi begitu kuat sehingga teori relativitas umum dapat hancur--berada tersembunyi di balik event horizon (cakrawala peristiwa) pada sebuah Lubang Hitam, kita tidak dapat melihatnya.
Namun dalam alam semesta lima dimensi, setelah "benang" hitam menerobos masuk ke dalam serangkaian Lubang Hitam mini, singularitas akan terlihat oleh dunia luar atau sekitarnya. Oleh sebab itu, ilmuwan menyebutnya sebagai "singularitas telanjang." Sayangnya, para ilmuwan belum tahu apa yang akan terjadi pada singularitas telanjang karena objek ini mempunyai 5 dimensi. Dimensi yang belum terjamah pengetahuan manusia.
"Jika singularitas telanjang memang ada, maka teori relativitas umum akan terpatahkan," kata penulis studi Saran Tunyasuvunakool dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari SPACE. "Dan jika relativitas umum terpatahkan, sebuah teori baru tidak lagi memiliki kekuatan prediktif. Umat manusia harus mencari teori alternatif baru untuk bisa memahami alam semesta."
Meski belum terdeteksi keberadaannya, fisikawan terkemuka Stephen Hawking mengatakan bahwa jika singularitas telanjang ini benar ada di luar sana, maka semua teori akan alam semesta yang diketahui oleh umat manusia akan terbantahkan.
Penelitian Lubang Hitam lima dimensi lebih rinci telah terbit di jurnal Physical Review Letters.