Saran pencarian

Bintang Betelgeuse Mulai Sekarat, dan Membingungkan Para Astronom

Bintang bercahaya merah terang, Betelgeuse, yang terletak di rasi bintang Orion, telah memasuki masa-masa senja dalam kala hidupnya. Seperti banyak bintang dengan ukuran yang sama ketika memasuki akhir masa kehidupannya, Betelgeuse secara perlahan melontarkan material-material penyusunnya, yang membuatnya kehilangan massa.
Bintang Betelgeuse. Kredit: ESO
Info Astronomy - Bintang bercahaya merah terang, Betelgeuse, yang terletak di rasi bintang Orion, telah memasuki masa-masa senja dalam kala hidupnya. Seperti banyak bintang dengan ukuran yang sama ketika memasuki akhir masa kehidupannya, Betelgeuse secara perlahan melontarkan material-material penyusunnya, yang membuatnya kehilangan massa.

Fase kematian bintang seperti ini sebenarnya sangat umum terjadi di alam semesta. Bahkan, sekitar 5 miliar tahun dari sekarang, Matahari juga akan mengalami masa-masa "menunggu ajal" seperti ini, setelah ia membengkak menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, Matahari akan melontarkan banyak massa dan mengembung ke ukuran yang sangat besar sehingga akan menelan Merkurius, Venus dan Bumi.

Lalu, apa yang membuat para astronom kebingungan dengan Betelegeuse yang memasuki fase sekarat ini? Jadi, pengamatan baru Betelgeuse menunjukkan bahwa, para astronom masih belum dapat menjelaskan apa yang menyebabkan pelontaran material bintang secara besar-besaran yang terjadi saat bintang sekarat.

"Dalam beberapa juta tahun ke depan, jika Betelgeuse akan kehilangan sekitar seperempat dari massa yang ia miliki saat ini, dan masalahnya adalah kita tidak memahami fisika dasar tentang bagaimana hal itu terjadi," kata Graham Harper, astrofisikawan dan peneliti senior di University of Colorado, Boulder. "Ini adalah masalah astrofisika yang klasik."

Awal bulan ini, pada pertemuan ke-227 dari American Astronomical Society (AAS), Harper menyajikan pengamatan baru dari Betelgeuse yang menjelaskan kisah bagaimana bintang raksasa merah maupun bintang maharaksasa merah melontarkan begitu banyak massa.

Temuan menunjukkan bahwa gas yang bergerak menjauh dari bintang ternyata suhunya jauh lebih dingin dari yang diperkirakan sebelumnya, dan sejauh ini, para astronom belum tau mekanisme seperti apa yang terjadi pada bintang sehingga mengeluarkan begitu banyak massa yang mereka miliki.

Pengamatan dengan Observatorium Terbang
Lembaga Antariksa AS (NASA) memiliki sebuah instrumen observatorium bernama SOFIA. Instrumen ini bukanlah sebuah teleskop antariksa yang berada di orbit Bumi ataupun teleskop yang berada di darat, melainkan SOFIA merupakan observatorium yang berada di pesawat terbang.

Observatorium terbang pada ketinggian 13.700 meter di atas permukaan Bumi ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan observatorium yang berada di orbit Bumi maupun yang ada di daratan. Pada ketinggian itu, SOFIA bisa mendapatkan data dari hampir seluruh alam semesta di atas atmosfer Bumi, yang sangat membantu dalam mempelajari alam semesta kita tentu saja.

Jadi, itulah cara Graham dan rekan-rekannya dalam mempelajari Betelgeuse. Mereka juga memasang detektor inframerah buatan sendiri pada SOFIA untuk melihat Betelgeuse dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan hasil penelitian mereka ternyata sangat mengejutkan.

Sebuah Bintang yang Mengejutkan
Harper dan rekan-rekannya memburu jawaban dari kebingungan mereka tentang bintang raksasa merah yang sekarat seperti Betelgeuse. Detektor inframerah mereka yang berada di SOFIA berhasil mengamati suhu material yang terlontar dari Betelgeuse ternyata lebih dingin daripada yang ditemukan dalam studi sebelumnya.

Jadi mekanisme apa yang terjadi pada bintang raksasa merah yang melontarkan begitu banyak energi dan material tetapi tidak panas? Selain medan magnet, penjelasan lain bisa jadi adalah gelombang listrik, atau pelontaran secara besar-besaran dari plasma yang dikeluarkan dari dalam bintang.

Apapun mekanisme yang sebenarnya terjadi, Herper dan rekan-rekannya akan memindai ulang Betelegeuse untuk kedua kalinya. Dan dalam beberapa juta tahun lagi, Betelgeuse diperkirakan akan mengembang lagi dan meledak menjadi supernova. Dari Bumi, supernova Betelgeuse mungkin akan muncul bagai bintang terang di langit malam seterang Bulan Purnama.

Menariknya, ledakan Betelgeuse ini bisa terjadi kapan saja, bisa jadi besok, atau setelah Anda membaca artikel ini, atau bahkan sudah terjadi di masa lalu namun kita belum mendeteksinya.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.