Ilustrasi. Kredit: ICARR |
Bima Sakti, galaksi di mana kita hidup, bergerak sekitar 2 juta kilometer per jam ke arah rasi bintang Norma. Pengamatan dari galaksi lain terdekat Bima Sakti di alam semesta menunjukkan bahwa mereka juga perjalanan menuju lokasi yang sama, yang mengarah ke daerah yang dijuluki 'Great Attractor'.
Sayangnya, secara kebetulan, 'Great Attractor' atau 'Penarik Raksasa' berada hampir langsung di sisi berlawanan dari Bima Sakti dari Bumi, begitu banyak dari pandangan kita ke 'Penarik Raksasa' yang terkaburkan oleh bintang-bintang dan debu galaksi kita sendiri. Tentu, ini membuat sulit bagi kita untuk belajar secara efektif.
Untungnya, sinyal radio 21 sentimeter dari hidrogen galaksi melewati hambatan galaksi relatif tanpa cedera dan kesalahan sedikitpun. Sebuah teleskop radio yang kuat, yang memiliki bidang pandang yang kecil, telah berhasil menemukan benda apa yang menarik seluruh galaksi, yang telah disebut 'Penarik Raksasa'.
Skema penemuan galaksi-galaksi yang bersembunyi di balik Bima Sakti. Kredit: ICARR |
Alasan lain yang diungkapkan dalam Jurnal Astronomi adalah mengenai cara mereka bersembunyi. Ratusan galaksi ini bersembunyi dibalik cahaya yang dikeluarkan galaksi Bima Sakti. Galaksi Bima Sakti ini sendiri sebenarnya merupakan kumpulan dari cahaya, gas, debu, bintang dan ruang.
Semuanya ini berputar secara bersama-sama dalam sebuah lingkaran yang sangat terang sampai mata ataupun alat yang telah diciptakan selama ini tidak mampu menembus cahaya ini, oleh karena itu galaksi-galaksi yang ada dibalik cahaya ini dengan mudah mengelabuhi kita.
Peneliti menyiasati masalah ini dengan menggunakan metode eksplorasi yang berbeda, yaitu dengan menggunakan teleskop radio untuk memastikan apa yang ada di balik cahaya itu. Para peneliti menyebutnya sebagai “Zone of Avoidance.” Dengan menggunakan metode ini, peneliti akhirnya dapat memetakan secara jelas keberadaan 883 galaksi, dan 250 diantaranya merupakan galaksi baru yang sebelumnya tidak diketahui.