Ilustrasi wahana antariksa Philae yang mendarat di permukaan Komet 67P/Churyumov Gerasimenko |
Tim yang mengurus misi terus mengirimkan pesan-pesan lagi kepada Philae dan berharap akan mendapat respon, seperti yang terjadi sebelumnya. Tapi tampaknya Philae berada di daerah yang gelap sehingga tak bisa mengisi ulang dayanya. Philae merupakan salah satu kisah sukses terbesar ESA ketika berhasil mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada akhir 2014.
Akan tetapi, ia dilanda masalah ketika “kakinya” yang menancap di permukaan tak bisa terlepas, sehingga membuat Philae terjebak jauh dari jalur matahari. Tanpa cahaya matahari, Philae tidak memiliki daya untuk tetap beroperasi dan melaksanakan misinya.
Jika Philae tidak bangun, ia akan tinggal diam sampai misi pendarat itu selesai pada akhir bulan ini. Tim berharap misi terbaru dapat menggeser letak Philae, membantunya untuk mendapatkan sedikit daya. “Paling tidak, pesawat luar angkasa mungkin dapat membuyarkan debu dari panel suryanya, sehingga Philae dapat mendapat cahaya matahari,” jelas manajer teknis Philae, Koen Geurts.
Akan tetapi, Philae tetap tidak dapat merespon. Ilmuwan berharap ini bukanlah tanda berakhirnya Philae, tapi robot pendarat tersebut memang tidak berada di lokasi yang aman di komet. Di akhir Januari, komet akan menjauhi Matahari, akibatnya, akan terlalu dingin untuk menghidupkan kembali Philae. Namun, unit komunikasi di Bumi akan tetap mendengarkan Philae hingga Januari berakhir.
Misi sekarang akan fokus pada pesawat luar angkasa Rosetta, yang akan mengikuti komet melakukan perjalanan mengelilingi matahari.
Ditulis oleh Lutfi Fauziah, National Geographic