Gerhana Matahari Cincin 2009 di Lampung. Kredit: M. Simatupang |
Gerhana Matahari 26 Januari 2009 GMC dengan magnitudo 0,9282 yang terlihat sepanjang koridor yang melewati Samudera India bagian selatan, ujung selatan Pulau Sumatera (Lampung), Selat Sunda, Pulau Bangka bagian selatan, Pulau Belitung, dan Kalimantan.
Bulan yang berdiameter 3.476 km, bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan elips sehingga jarak Bumi-Bulan bervariasi dari jarak rata-ratanya yakni 384.460 km. Variasi jarak Bumi-Bulan bisa mencapai maksimum 406.767 km dan jarak minimumnya adalah 356.395 km. Kombinasi diameter Bulan dengan jarak Bumi-Bulan menyebabkan piringan Bulan di langit atau diameter sudut Bulan juga bervariasi dari 29'22'' sampai dengan 33'31''. Rata-rata ukuran diameter sudut Bulan 31'5''.
Pergerakan Bumi mengelilingi Matahari juga memiliki variasi jarak minimum dan maksimum karena Bumi mengelilingi Matahari dalam lintasan elips. Titik terdekat dengan Matahari dinamakan titik perihelion, dan titik terjauh dinamakan titik aphelion.
Jarak rata-rata Bumi-Matahari adalah 149.597.871 kilometer. Akan tetapi pada kenyataannya, jarak Bumi-Matahari itu bervariasi antara 147.091.312 km saat di perihelion sampai dengan 152.109.813 km saat Bumi di titik terjauhnya dari Matahari atau aphelion. Piringan Matahari di langit atau diameter sudut Matahari juga bervariasi dari 31'46'' hingga 32'53''.
Perbandingan diameter Matahari terhadap diameter Bulan sekitar ~400, sedangkan perbandingan jarak Bumi-Matahari terhadap jarak Bumi-Bulan antara 362 hingga 419 kali. Karena itu perbandingan piringan Matahari atau diameter sudut Matahari dibanding diameter sudut Bulan atau piringan Bulan di langit berkisar antara 95% lebih kecil atau 110% lebih besar.
Perbandingan diameter Matahari terhadap diameter Bulan sekitar ~400, sedangkan perbandingan jarak Bumi-Matahari terhadap jarak Bumi-Bulan antara 362 hingga 419 kali. Karena itu perbandingan piringan Matahari atau diameter sudut Matahari dibanding diameter sudut Bulan atau piringan Bulan di langit berkisar antara 95% lebih kecil atau 110% lebih besar.
Pada saat GMC 26 Januari 2006, banyak masyarakat yang tidak berhasil melihat peristiwa ini karena cuaca yang kurang mendukung. GMC 2006 terjadi pada sore hari, di mana Matahari.
Apakah Anda salah satu dari masyarakat Indonesia saat itu yang tidak berhasil melihat GMC 2009? Jangan khawatir, kurang lebih 42 hari lagi akan terjadi Gerhana Matahari Total yang melintasi Indonesia. GMT ini bisa disaksikan di 12 provinsi di Indonesia, bagi provinsi yang tidak dilintasinya tetap bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Klik tautan ini untuk membaca informasi lengkap terkait peristiwa Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016. Selamat menyambut GMT 2016!