Kiri: keberadaan air es, kanan: seluruh es di Pluto. Kredit: NASA/JHUIAPL/SwRI |
Data dikumpulkan melalui instrumen bernama Ralph/Etalon Linear Imaging Spectral Array (LEISA) yang berada di badan New Horizons. Instrumen ini aktif digunakan ketika New Horizons berada di pendekatan terdekat dengan Pluto pada 14 Juli 2015. Data keberadaan air es dikumpulkan oleh LEISA pada jarak sekitar 108.000 kilometer dari permukaan objek trans-Neptunian ini.
Sebuah peta mosaik, yang ditunjukkan pada foto di atas di sebelah kiri, menunjukkan deteksi air es murni di permukaan Pluto, dengan menganalisis spektrum. Ini menunjukkan hanya segelintir air es yang terdeteksi karena spektrum tertutup oleh es metana, sehingga hanya daerah yang sangat padat air es yang nampak muncul.
Sementara itu di sebelah kanan pada foto di atas, semua jenis es di permukaan Pluto berhasil dipetakan bersama-sama. Hal ini menunjukkan penyebaran air es lebih besar dan luas daripada yang telah diperkirakan sebelumnya dari temuan awal pada Oktober 2015.
Selain itu para ilmuwan juga mendapati daerah seperti Sputnik Planum (wilayah berbentuk "hati" di sisi bawah kanan) tidak memiliki kandungan air es. Ini bisa jadi karena wilayah tersebut ditutupi oleh sejumlah besar es lainnya, seperti es metana, nitrogen dan karbon dioksida, dan dengan demikian tidak terdeteksi oleh LEISA dalam data terbaru ini.
Instrumen yang sama juga digunakan untuk membuat tampilan baru yang menarik dari atmosfer Pluto. Diamati oleh New Horizons, atmosfer Pluto terlihat berhamburan ke luar angkasa. Menariknya, atmosfer Pluto memiliki warna biru, yang mirip seperti Bumi kita.
Atmosfer biru Pluto yang berhamburan. Kredit: NASA/JHUIAPL/SwRI |
Kabut di Pluto diduga disebabkan oleh sinar Matahari yang manbrak unsur metana dan molekul lain di atmosfer Pluto, menghasilkan asap fotokimia yang meliputi hidrokarbon seperti asetilena dan etilen. Meskipun hidrokarbon ini kecil, bahkan hanya selebar mikrometer, mereka cukup melimpah untuk menyebarkan sinar Matahari di atmosfer.
Data dari New Horizons akan terus dikirim kembali ke Bumi sepanjang tahun ini, dan kita bisa mengharapkan temuan yang lebih menarik seperti ini sepanjang tahun 2016.