Ukuran-ukuran bintang. Kredit: ESO, Wikimedia Commons |
Sebuah teknik baru yang diterbitkan di Science Advances merupakan teknik baru untuk mengukur sebesar apa gravitasi sebuah bintang yang jauh. "Jika Anda tidak mengenali sebuah bintang, Anda juga tidak bisa mengenali planet yang mengorbitnya," kata Profesor Jaymie Matthews dari University of British Columbia dalam sebuah pernyataan.
Satu hal yang kita tahu tentang planet asing yang kita telah temukan di sekitar bintang lain adalah periode orbit mereka. Dikombinasikan dengan tarikan gravitasi dari bintang induknya, kita dapat menghitung jarak rata-rata mereka, yang merupakan bagian penting dari informasi apakah suhu mereka cocok untuk kehidupan dan menyimpan air cair di permukaannya atau tidak.
Selain itu, bagi planet-planet asing yang ditemukan ketika mereka lewat di depan bintang mereka, Matthews berkata, "Ukuran sebuah planet ekstrasurya diukur relatif terhadap ukuran bintang induknya Jika Anda menemukan sebuah planet di sekitar bintang yang Anda anggap mirip Matahari tetapi sebenarnya bintang raksasa, Anda mungkin telah tertipu diri sendiri dengan berpikir Anda telah menemukan sebuah dunia seukuran Bumi. Gravitasi permukaan dapat digunakan untuk menemukan jari-jari bintang."
Beberapa teknik yang sudah ada untuk memerkirakan gravitasi permukaan bintang, yang sebagian besar melibatkan menemukan massa dan jari-jari. Namun, banyak bintang yang kita temukan saat ini memiliki planet yang mengorbit terlalu jauh atau terlalu variabel untuk metode ini. Matthews dan Dr Thomas Kallinger dari University of Vienna telah menerbitkan teknik yang berbeda yang bisa lebih akurat, disebut teknik skala waktu fungsi autokorelasi.
"Ketika Anda memasak sup di kompor, sup akan naik karena membawa panas dari bagian bawah panci ke permukaan, di mana beberapa panas ada yang hilang ke udara. Cairan sup kemudian akan berkurang karena menguap untuk mengambil lebih banyak panas dan siklus dimulai lagi," kata Kallinger. Bintang mengalami proses konveksi yang sama.
Ada hubungan logaritmik antara gravitasi permukaan bintang dan periode di mana getaran bintang terjadi. Matthews dan Kallinger telah menunjukkan teknik untuk menyaring variasi dalam cahaya bintang untuk mengukur periode ini pada sekelompok bintang, pencocokan gravitasi permukaannya sudah dikenal dengan presisi besar. Periode tersebut juga dapat diukur untuk bintang di luar jangkauan metode saat ini; penulis mengantisipasi kesalahan teknik ini hanya empat persen.
"Misi Gaia milik Eropa akan memerpanjang hasil sebelumnya dari misi Hipparcos, dalam mengukur paralaks bintang serta jarak antarbintang di Galaksi Bima Sakti," kata Matthews. Jarak ini akan memungkinkan kita untuk mengetahui kecerahan intrinsik bintang. Dan mengetahui gravitasi permukaan bintang akan memberi kita massa bintang. Dengan faktor-faktor ini digabungkan, kita akan mengetahui posisi yang baik untuk menentukan apakah planet yang mirip Bumi baik dalam ukuran maupun suhu.