Kiri: Mimas, kanan: Death Star. Kredit: NASA, Paramount Pictures, Shutterstock |
Penemuan
Menggunakan teleskop reflektor 12 meter, astronom Inggris Sir William Herschel menemukan satelit alami milik Saturnus ini pada 17 September 1789, Mimas merupakan satelit alami Saturnus ketujuh yang dikenal pada saat itu. Herschel telah melihat Enceladus sekitar sebulan sebelumnya.
Pada saat itu, satelit alami ini diberi nama berdasarkan jarak mereka dari planet bercincin. Seperti Mimas yang memiliki orbit terdekat dengan Saturnus, maka disebut Saturnus I. Namun tidak sampai tahun 1847, ketika anak Herschel, John, menyarankan satelit-satelit penemuan ayahnya diberi nama sesuai mitologi Yunani.
Dalam mitologi Yunani, Mimas dibunuh selama perang oleh Titans dan Olympians. Menurut legenda, Mimas terus mendesis setelah kematiannya, mencari dendam pada pembunuhnya. Pulau Prochyte, yang terletak dekat Sisilia, dikatakan merupakan tempat istirahat jasadnya.
Sebuah Death Star di Kehidupan Nyata
Mimas merupakan salah satu obyek luar angkasa yang paling banyak memiliki kawah di permukaannya Se-Tata Surya. Kawah yang tumpang tindih menutupi hampir seluruh permukaannya, dengan berbagai ukuran mulai dari diameter 20 hingga 140 kilometer.
Kawah paling besar dan menganga yang membuat Mimas mirip Death Star bernama Kawah Herschel, yang memiliki lebar 140 km, mencakup hampir sepertiga dari diameter Mimas (396 km).
Akibat temperatur yang panas, Mimas terlihat memiliki fitur "Pac Man" di permukaannya. Kredit: NASA |
Teka-teki Es
Berajarak hanya 185.520 km dari Saturnus, Mimas adalah satelit alami terbesar yang mengorbit paling dekat dengan raksasa gas bercincin alias Saturnus. Death Star alias Mimas menghabiskan waktu sekitar 22 jam 37 menit untuk satu kali revolusi terhadap Saturnus. Ia juga terkunci gravitasinya, senhingga satu wajahnya terus-menerus menghadap Saturnus, persis seperti Bulan terhadap Bumi.
Kepadatan Mimas hanya 1,17 kali dari kepadatan air, ilmuwan menyimpulkan bahwa Mimas terutama terdiri dari air es, dengan hanya material kecil dari batuan. Pada suhu minus 209 derajat Celcius, permukaan es beku di Mimas berperilaku seperti batu.