Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Lubang Hitam yang Memakan Bintang Ini Melontarkan Suar Berkecepatan Tinggi

Sebuah tim astrofisikawan internasional yang dipimpin oleh seorang ilmuwan dari Johns Hopkins University telah, untuk pertama kalinya, menyaksikan sebuah Lubang Hitam yang sedang menelan bintang sekaligus melontarkan suar yang bergerak hampir secepat cahaya.
Ilustrasi. Kredit: NASA
Info Astronomy - Sebuah tim astrofisikawan internasional yang dipimpin oleh seorang ilmuwan dari Johns Hopkins University telah, untuk pertama kalinya, menyaksikan sebuah Lubang Hitam yang sedang menelan bintang sekaligus melontarkan suar yang bergerak hampir secepat cahaya.

Temuan yang dilaporkan pekan lalu ini dalam jurnal Science telah melacak bintang yang dilahap Lubang Hitam. Diperkirakan, bintang tersebut memiliki ukuran yang mirip Matahari kita. "Karena bergeser dari orbitnya, bintang ini tergelincir ke dalam tarikan gravitasi Lubang Hitam supermasif," kata Sjoert van Velzen, ilmuwan yang bekerja di Hubble di Johns Hopkins.


"Peristiwa ini sangat langka," kata van Velzen. "Ini pertama kalinya kami melihat kehancuran bintang yang diikuti dengan meletupan arus suar, yang juga disebut jet." Lubang Hitam supermasif ini terletak di pusat galaksi yang dikenal sebagai PGC 43234.


Apa itu Lubang Hitam?Lubang Hitam adalah sebuah lokasi di luar angkasa yang begitu padat sehingga gaya gravitasinya begitu kuat dan mampu menarik apapun di sekitarnya, termasuk gas dan bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri jika telah "tersedot" gravitasinya.

Lubang Hitam supermasif, jenis yang terbesar dari jenis-jenis Lubang Hitam, diyakini ada di pusat-pusat setiap galaksi masif di alam semesta.
Lubang Hitam supermasif ini memiliki massa sekitar satu juta kali massa Matahari kita, sehingga memiliki kekuatan untuk melahap bintang-bintang di sekitarnya.


Pengamatan pertama dari bintang yang ditelan Lubang Hitam supermasif ini dilakukan oleh tim astronom di Ohio State University, menggunakan teleskop optik di Hawaii. Setelah membaca makalah dari pengamatan pertama tersebut, van Velzen menghubungi tim astrofisika yang dipimpin oleh Rob Fender di Oxford University di Inggris. Tim astrofisikawan ini menggunakan teleskop radio untuk menindaklanjuti secepat mungkin.


Pada saat pengamatan kedua dilakukan oleh tim astrofisikawan Oxford University, tim internasional dari John Hopkins University memiliki data dari satelit dan teleskop berbasis darat yang dikumpulkan dalam sinar-X, sinyal radio dan sinyal optik, sehingga mampu menyediakan gelombang multi-panjang yang menakjubkan dari peristiwa ini.


Pengamatan dari kedua tim astronom ini membuahkan hasil, dan ternyata galaksi PGC 43234 lebih dekat ke Bumi daripada yang diketahui sebelumnya. Galaksi ini berjarak sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi, sementara prediksi sebelumnya menyatakan jarak galaksi ini setidaknya tiga kali lebih jauh.


"Penghancuran bintang oleh Lubang Hitam begitu indah namun rumit, serta sangat jauh sehingga sulit dipahami," kata van Velzen.
"Dari pengamatan kami, kami mempelajari aliran puing-puing bintang dapat mengatur dan membuat jet bergerak cepat."


Van Velzen tahun lalu menyelesaikan disertasi doktoralnya di Radboud University di Belanda, di mana ia belajar jet dari Lubang Hitam supermasif. Di baris terakhir disertasi, dia menyatakan harapannya untuk menemukan peristiwa ini dalam waktu empat tahun. Ternyata ia hanya butuh beberapa bulan untuk pertahanan disertasinya.


Letak Lubang Hitam supermasif ini sangat jauh dari Bumi, sehingga takkan ada dampak apapun bagi Bumi dan Tata Surya kita.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.