The Force Awakens. Kredit: Paramount Pictures, Getty Images |
Berikut ini kami telah merangkum beberapa teknologi dan adegan yang dapat Anda beri tahu kepada sesama penonton bioskop ketika menonton "Star Wars: The Force Awakens" yang sebenarnya memang ada di dunia nyata dan teruji secara ilmiah:
Senjata Laser Berenergi: "Agama Hokey dan senjata kuno tidak cocok untuk kau, nak," Han Solo memeringatkan Luke Skywalker ketika mereka bertemu di "Star Wars: A New Hope." Sekitar 30 tahun kemudian, pada "Star Wars: The Force Awakens", Luke masih menggunakan senjata kuno tersebut untuk menembak.
Saat ini, di dunia nyata, Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal kapal perang USS Ponce di Teluk Persia untuk menjaga daerahnya, sedang berlangsung pengujian senjata berenergi laser dalam bentuk truk dan pesawat. Demikian pula, pistol elektromagnetik yang merupakan salah satu dari senjata pertama Death Star akan diuji oleh kapal perang AS seperti USS Zumwalt.
Stormtrooper Armor: Alasan mengapa senjata berlaser begitu umum di "Star Wars" adalah prevalensi dari seragam Stromtrooper yang tidak dapat ditembus peluru. Seragam Stormtrooper baru yang bernama "First Order" di "Star Wars: The Force Awakens" adalah generasi berikutnya dari baju anti peluru tersebut yang lebih ramping.
Sementara di versi dunia nyata, adalah Tactical Assault Light Operator Suit, atau TALOS, sebuah proyek yang melibatkan 10 laboratorium nasional, 13 universitas, 16 instansi pemerintah, dan 56 perusahaan, yang semuanya bekerja sama untuk membangun baju besi yang bertenaga untuk Pasukan Khusus AS di masa depan.
Droid: Film "Star Wars: The Force Awakens" akan menampilkan berbagai robot baru, seperti BB-8 yang lucu serta teman-teman lama seperti R2-D2. Meskipun mereka mungkin tidak berkicau dan bergumam di dunia nyata, robot seperti ini telah menjadi senjata dari medan perang modern. Segala bentuk dan ukuran robot sudah melayani militer AS, dari MQ-9 Reaper di udara atau Packbot di daratan.
Lightsaber: Gianluca Sarri, dosen di sekolah matematika dan fisika di Queen's University Belfast mengatakan senjata ikonik ini mungkin tidak terbuat dari cahaya namun plasma. Dalam film, lightsaber adalah senjata untuk para Jedi. Di dunia nyata, lighsaber mungkin lebih tampak seperti plasma dibandingkan laser.
Menulis di The Conversation, orang yang memiliki fokus penelitian pada laser dan fisika plasma menyebut lightsaber mungkin salah satu senjala paling keren yang dibuat di layar lebar. Senjata ini menguraikan konsep dasar fisika. "Meskipun teknologi laser terus berjalan menuju hal-hal yang lebi efisien, namun teknologi kita masih sangat jauh dibandingkan cara kerja lightsaber," tutur Sarri.
Penggemar "Star Wars" mungkin harus menunggu lebih lama sebelum lighsaber benar-benar diciptakan. Plasma adalah gas panas yang atom-atomnya terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu inti atom dan elektron. Gas-gas tertentu seperti klorin dan helium akan memberikan hasil plasma dalam wanra hijau dan merah ikonik seperti senjata Ksatria Jedi.
Tractor Beam: Tractor beam merupakan teknologi sinar laser untuk mengangkat dan mengirimkan objek yang dalam film "Star Wars" (dan "Star Trek") digunakan untuk mengangkat pesawat ruang angkasa dan objek lainnya dari jarak jauh, ternyata menjadi kenyataan. Para peneliti mengaku telah membuat tractor beam dengan menggunakan gelombang suara amplitudo tinggi untuk mengangkat, menggerakkan dan merotasi objek-objek kecil tanpa membuat kontak dengan objek-objek itu. Mereka membayangkan perangkat ini digunakan untuk aplikasi medis dan lainnya.
"Sebagaimana gelombang mekanik, suara dapat mengerahkan energi yang signifikan ke objek-objek. Ingatlah terakhir kali Anda berada pada sebuah konser dan dada Anda bergetar oleh musik itu," kata pemimpin penelitian ini Asier Marzo dari Universitas Bristol, Inggris, dan Universitas Negeri Navarre, Spanyol.
Marzo mengatakan tractor beam suara ini memanipulasi objek-objek sampai satu per tujuh inchi (4 mm) pada diameternya dan bisa mengontrol posisi serta orientasi objek-objek terangkat. Tractor beam menggunakan suara ultra pada frekuensi 40 kilohertz, sedangkan manusia hanya bisa mendengar di bawah 20 kilohertz.
Gelombang-gelombang ini berbentuk angkup (penjepit kecil) untuk mengangkat sebuah objek, yakni sebuah pual (vortex) untuk menahan objek terangkat tetap di tempatnya dan sebuah kurungan untuk menampung sebuah objek tetap di tempat. Tractor beam suara yang kuat mampu mengangkat objek-objek berat dari jarak jauh, dapat mengendalikan objek-objek terapung pada lingkungan nol gravitasi seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional, kata Marzo.