Saran pencarian

Planet Merkurius Bakal Dihujani Meteoroid dari Debris Komet Encke

Planet Merkurius saat ini sedang memasuki jalur orbit Komet Encke, yang dengan berarti puing-puing atau debris dari komet tersebut akan menghujam Merkurius. Ditambah atmosfer Merkurius yang tipis, hujan meteoroid takkan terelakan lagi.
Ilustrasi Planet Merkurius saat memasuki bekas jalur orbit Komet Encke yang berisi debrisnya. Kredit: NASA
Info Astronomy - Planet Merkurius saat ini sedang memasuki jalur orbit Komet Encke, yang dengan berarti puing-puing atau debris dari komet tersebut akan menghujam Merkurius. Ditambah atmosfer Merkurius yang tipis, hujan meteoroid takkan terelakan lagi.

Penelitian ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-47 Division of Planetary Sciences dari American Astronomical Society di National Harbor, Maryland, kemarin (10/11), oleh Apostolos Christou dari Observatorium Armagh di Irlandia Utara, Rosemary Killen dari NASA Goddard Space Flight Center dan Matthew Burger dari Morgan State University di Baltimore.

Kita di Bumi mungkin tidak asing dengan peritiwa hujan meteor, yakni peristiwa ketika debris dari komet memasuki atmosfer Bumi kita. Di malam yang gelap, kita dapat menyaksikan meteor-meteor di langit tak terhitung jumlahnya, mereka semua terbakar di atmosfer Bumi sehingga disebut meteor atau "bintang jatuh."

Salah satu hujan meteor yang paling terkenal bernama hujan meteor Perseid yang memuncak setiap bulan Agustus, berasal dari debris komet Swift-Tuttle, yang terakhir kali terlihat di langit Bumi pada tahun 1992 dan tidak akan kembali lagi ke Tata Surya untuk setidaknya satu abad ke depan.

Tapi Bumi bukan satu-satunya planet di Tata Surya yang "diserang" hujan meteor. Contohnya tahun lalu, komet Siding-Spring mencapai jarak 160.000 km dari permukaan Planet Mars, membuat Planet Merah dibombardir hujan meteor saat itu.

Benda-benda antariksa seperti Bulan dan Merkurius biasanya tidak memiliki tekanan udara seperti di Bumi, namun diperkirakan mereka dikelilingi oleh awan partikel atom yang dibawa oleh angin Matahari. Atmosfer Merkurius lebih tipis dibandingkan dengan atmosfer padat dari Bumi atau Mars.

Apa bedanya Hujan Meteor dengan Hujan Meteoroid? Meteoroid adalah benda-benda kecil di Tata Surya yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul. International Astronomical Union pada sidang umum IX tahun 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai sebuah benda padat yang berada atau bergerak dalam ruang antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul.

Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini disebut sebagai meteor, atau bintang jatuh. Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit.

Karena atmosfer Merkurius yang tipis, meteoriod ini tidak akan terpanaskan atau menguap, sehingga tidak akan terionisasi dan bercahaya dan tidak bisa disebut sebagai meteor. Meteoroid akan langsung menumbuk permukaan Planet Merkurius dengan kecepatan yang tinggi. Dan karena jumlahnya banyak, maka disebut hujan meteoroid.

Dari mana asal muasal Hujan Meteoroid di Merkurius? Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas, hujan meteoroid di Merkurius berasal dari serpihan atau puing-puing atau debris dari Komet Encke.

Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke) adalah sebuah komet periodik dengan periode 3,3 tahun, dinamai menurut Johann Franz Encke, yang melalui studi kerasnya pada orbit komet tersebut dan melalui banyak perhitungan dapat menghubungkan pengamatan terdahulu pada 1786 (2P/1786 B1), 1795 (2P/1795 V1), 1805 (2P/1805 U1) dan 1818 (2P/1818 W1) pada satu obyek yang sama.

Pada tahun 1819, Johann Franz Encke menerbitkan kesimpulannya pada jurnal Correspondance astronomique, dan memprediksi dengan tepat kemunculan sang komet pada tahun 1822 (2P/1822 L1).

Dari penyebutan nama resminnya, dapat diketahui bahwa Encke adalah komet periodik kedua yang ditemukan setelah Komet Halley (yang dikenal juga sebagai 1P/Halley). Tidak seperti biasanya, komet Encke dinamai berdasarkan orang yang berhasil menghitung orbitnya dan bukan yang menemukannya (Pierre Méchain).

Kawan-kawan di Merkurius, berhati-hatilah..
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.