Kredit: Ian G. Didesain oleh Info Astronomy |
Hal tersebut disampaikan dalam seminar nasional menyongsong gerhana matahari total 2016 di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/11). Seminar ini merupakan rangkaian Pekan Raya Fisika 2015 bertema Menembus Batas Cakrawala yang berlangsung pada 7-14 November 2015. Seminar diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fisika Fakultas MIPA Universitas Tadulako.
Thomas mengatakan, terdapat dua jenis gerhana yaitu gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Gerhana Bulan terjadi ketika piringan Bulan masuk dalam bayang-bayang Bumi. Sementara itu, gerhana Matahari terjadi ketika piringan Bulan menutupi sebagian atau seluruh piringan Matahari. Gerhana Matahari dapat dibedakan yaitu gerhana Matahari total, cincin, dan sebagian.
Gerhana Matahari total pada 2016 merupakan kejadian langka sehingga sangat menarik bagi para peneliti serta masyarakat umum. Kejadian ini tidak akan membahayakan bagi yang menyaksikan. Mengamati gerhana Matahari memerlukan cara tertentu agar aman. Thomas menyarankan untuk menggunakan kacamata Matahari yang dilapisi filter khusus Matahari. Hal ini untuk mencegah kerusakan mata jika mengamati secara langsung tanpa alat bantuan.
Thomas melanjutkan, Kota Palu akan mengalami gerhana pada pukul 08.37:47 WITA dengan durasi sekitar dua menit empat detik.
Seminar nasional tersebut juga menghadirkan pembicara Dekan Fakultas MIPA Universitas Tadulako, Dr. H. Muh. Rusydi, yang membahas tentang Peran Perguruan Tinggi Dalam Menyambut Gerhana Matahari Total 2016, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu Susi Elfira Wahyuni Mastura, yang membahas tentang Kesiapan Pemerintah Kota Palu Menyambut Gerhana Matahari Total 2016.
Berikut jadwal detik-detik Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di wilayah-wilayah yang mendapat jatah Gerhana Total, klik di sini.
Info Astronomy dan KalAstro akan berkunjung ke Bangka Belitung untuk observasi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016. Mau ikut? Klik di sini untuk mendaftarkan diri Anda.