Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bumi Pernah Menjadi Planet Oranye 2,5 Miliar Tahun yang Lalu

Saat ini, Bumi memang berwarna biru pucat. Namun, 2,5 miliar tahun yang lalu, Bumi ternyata berwarna oranye pucat. Hal ini disebabkan karena metana yang dihasilkan oleh organisme di Bumi. Dan penelitian ini memudahkan para astronom untuk menemukan planet ekstrasurya yang terlihat oranye pucat juga untuk mengidentifikasi kemungkinan organisme di permukaannya.
Ilustrasi Bumi Oranye. Kredit: NASA/IFLScience.com
Info Astronomy - Saat ini, Bumi memang berwarna biru pucat. Namun, 2,5 miliar tahun yang lalu, Bumi ternyata berwarna oranye pucat. Hal ini disebabkan karena metana yang dihasilkan oleh organisme di Bumi. Dan penelitian ini memudahkan para astronom untuk menemukan planet ekstrasurya yang terlihat oranye pucat juga untuk mengidentifikasi kemungkinan organisme di permukaannya.

Penelitian ini dilakukan oleh Giada Arney dan rekan-rekannya dari University of Washington, yang dipresentasikan pada pertemuan ke-47 dari Division Planetary Sciences oleh American Astronomical Society di National Harbor, Maryland pekan ini. Penelitian ini menggunakan data geologi untuk mengetahui seperti apa wajah Bumi di era Archaean, 2,5 miliar tahun yang lalu, dan melihat apakah Bumi di masa lalu bisa membantu dalam perburuan planet asing layak huni.

Jawabannya; ternyata bisa!

Selama era Archaean, molekul metana di atmosfer terpecah oleh cahaya sehingga membentuk hidrokarbon yang kompleks, senyawa organik dari hidrogen dan karbon, memberikan Bumi sebuah kabut oranye, atau lebih tepatnya asap, yang terlihat dari luar angkasa saat itu.

Ada dua sumber metana pada esa Archaean yang membuat Bumi berwarna oranye pucat seperti sumber biologis, yaitu kehidupan, serta sumber geologis, seperti di satelit alami terbesar milik Planet Saturnus, Titan. Dengan demikian, menemukan planet asing dengan warna oranye bisa memudahkan memelajari mereka melalui dua sumber serupa dengan yang terjadi di Bumi 2,5 miliar tahun yang lalu.

Arney menjelaskan, untuk mengetahui apakah warna oranye sebuah planet ekstrasurya berasal dari proses biologis atau geologi, para astronom perlu mencari tahu berapa banyak karbon dioksida yang ada. Jika ternyata ada banyak, planet ekstrasurya tersebut bisa jadi mirip Bumi; jika tidak, itu mungkin lebih mirip Titan.

Titan. Kredit: NASA
Di Bumi, kabut biasanya muncul pada ketinggian 20 hingga 70 kilometer ke atmosfer. Warna biru Bumi saat ini berasal dari kabut yang tercipta karena ada unsur oksigen yang lebih banyak dari pada era Archaean. Oksigen menghancurkan metana, sehingga kabut oranye menghilang untuk selamanya.

Kabar baiknya, saat ini kita telah mengetahui ada beberapa planet ekstrasurya yang memiliki kabut atau awan di atmosfer mereka, tapi sayangnya kita tidak bisa memastikan apakah kabut di planet-planet asing tersebut mirip Bumi di masa silam atau tidak.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Astrobiology.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.