Saran pencarian

Bagaimana Bisa Astronom Temukan Planet Asing yang Jauh dari Bumi?

Para astronom telah menggunakan banyak metode yang berbeda untuk menemukan planet-planet di luar Tata Surya, tapi yang paling sukses sejauh ini adalah fotometri transit, yang mengukur perubahan dalam kecerahan bintang yang disebabkan oleh adanya planet melintas di depannya.
Ilustrasi. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Para astronom telah menggunakan banyak metode yang berbeda untuk menemukan planet-planet di luar Tata Surya, tapi yang paling sukses sejauh ini adalah fotometri transit, yang mengukur perubahan dalam kecerahan bintang yang disebabkan oleh adanya planet melintas di depannya.

Ketika sebuah planet melintas di depan bintangnya pada garis pandang yang relatif terhadap kita sebagai pengamat, planet tersebut akan menghalangi cahaya bintang, sehingga bintang akan terlihat redup saat diamati dari Bumi. Jika peredupan berlangsung untuk jumlah waktu tertentu dan terjadi secara berkala, dapat dipastikan ada sebuah planet ekstrasurya yang mengorbitnya.

Teleskop Antariksa Kepler milik NASA telah menggunakan teknik ini, sehingga ia menjadi benda buatan manusia yang paling sukses untuk berburu planet-planet asing yang jauh dari Bumi. Setidaknya, Kepler bisa menemukan hingga seribu planet asing dalam sepekan.

Planet berbeda ukuran memblokir jumlah cahaya bintang yang berbeda. Kepler dengan fotometer atau sensor cahayanya yang sensitif dirancang untuk mendeteksi perubahan kecil dalam kecemerlangan. Bagi planet seukuran Bumi yang melakukan transit pada bintang mirip Matahari, perubahan kecemerlangannya hanya 84 per satu juta. Itu artinya kurang dari seperseratus dari satu persen, atau setara dengan jumlah cahaya yang diblokir bila seekor kutu merangkak melewati lampu sorot sebuah mobil dipandang dari jarak beberapa kilometer jauhnya.

Data transit kaya dengan informasi. Dengan mengukur kedalaman jatuh kecemerlangan dan mengetahui ukuran bintang, para ilmuan mampu menentukan ukuran atau radius planet. Periode orbit planet dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang ditempuh antar transit. Sekali periode orbit diketahui, Hukum Ketiga Gerakan Planet Kepler dapat diterapkan untuk menentukan jarak rata-rata planet dari bintangnya.

Menurut penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh Michael Hippke di Institut Analisis Data di Neukirchen-Vluyn, Jerman, dan Daniel Angerhausen, seorang peneliti postdoctoral di NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland. Mereka menunjukkan bahwa teknik fotometri transit ini juga bisa digunakan untuk menemukan satelit alami dari planet asing, menemukan planet bercincin mirip dengan Saturnus, dan bahkan sebuah asteroid.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.