Europa, salah satu satelit alami milik Jupiter. Kredit: NASA |
Permukaan Europa didominasi oleh permukaan yang retak, pegunungan dan tanda-tanda lain dari aktivitas geologinya. NASA bahkan telah mempelajari Europa dan menyatakan adanya lautan global yang terkubur 100 kilometer di bawah permukaan esnya.
Kelompok ilmuwan yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana di California Technology, Patrick Fischer, juga telah mempelajari komposisi kimia dari 1.600 lokasi di permukaan Europa dengan menganalisis data pengamatan Europa pada tahun 2011 dengan menggunakan spektrograf di Observatorium Keck di Hawaii.
Penelitian tersebut mengungkapkan tiga kategori dasar dari material permukaan Europa seperti air es yang mendominasi seluruh permukaannya, unsur kimia seperti sulfur dan oksigen yang bereaksi dengan es, serta satu set senyawa yang belum teridentifikasi.
Sementara itu, data yang dikumpulkan oleh wahana antariksa Galileo milik NASA, yang mengorbit Jupiter pada 1990-an hingga awal 2000-an, telah mengungkapkan adanya senyawa misterius yang menyebabkan permuaakan Europa menjadi tidak rata alias bergelombang.
Nantinya, wahana antariksa teranyar yang akan didaratkan ke Europa akan meneliti senyawa misterius tersebut. Selain itu, wahana antariksa tersebut nantinya juga akan menjalankan misi untuk mendeteksi kehidupan di sana.
Misi ini diperkirakan menghabiskan dana sebesar US$ 2 miliar dan akan dilaksanakan mulai awal tahun 2020.