Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Meteor Jatuh di Bengkulu, Ini Penjelasannya

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa objek misterius yang jatuh di hutan perbatasan Kabupaten Rejanglebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Senin malam (26/10) adalah meteorit.
Meteor. Kredit: NASA
Info Astronomy - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa objek misterius yang jatuh di hutan perbatasan Kabupaten Rejanglebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Senin malam (26/10) adalah meteorit.

Dalam kamus astronomi, meteor dan meteorit adalah dua hal yang berbeda. Meteor adalah objek luar angkasa yang masuk dan bergesekan di atmosfer Bumi, sedangkan meteorit adalah meteor yang tidak terbakar habis di atmosfer Bumi.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan pihaknya telah mendapat laporan masyarakat setempat soal dentuman meteorit tersebut. "Kami sudah dapat laporan bahwa ada benda langit bercahaya yang jatuh ke tanah lengkap dengan suara dentuman dan sempat menyebabkan getaran. Itu adalah meteorit, yang merupakan sisaan dari meteor," ujar Thomas seperti dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (27/10).

Ia menjelaskan, sampah atau puing antariksa itu biasanya mudah dideteksi, apalagi yang berpotensi menuju ke Bumi. Namun dalam kasus ini, itu bukanlah sampah antariksa. Thomas juga menambahkan, meteorit itu diduga ukurannya kecil, yaitu sekitar 1 meter atau bahkan kurang.

"Kalau ukurannya kecil, ya hanya hasilkan gelombang tanpa bikin kejut yang menggetarkan kaca dan lainnya. Beda halnya jika ukurannya raksasa, sangat mungkin ciptakan gelombang besar," jelasnya lagi.

Ia bahkan menambahkan, secara tafsiran setiap harinya 25 ribu ton batuan antariksa masuk ke Bumi, termasuk meteor. Jika ukurannya kecil maka besar kemungkinan saat ia terbakar di atmosfer Bumi, maka tidak akan menyisakan puing atau meteorit.

Sedangkan untuk meteor yang ukurannya cukup besar masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, biasanya cenderung akan pecah atau hancur yang menghasilkan puing bebatuan meteorit.  Yang jelas, kejadian meteorit di Bengkulu ini Thomas pastikan tidak berbahaya karena tidak ada kandungan kimia dan radiasi yang dibawa dari antariksa.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.