Pemadaman kebakaran hutan di Sumaetra. Kredit: Getty Images |
Penulis laporan pada jurnal tersebut menemukan bahwa pemerintah Indonesia meremehkan masalah pembabatan hutan untuk pembukaan lahan. Dalam 12 tahun terakhir, mungkin ada pembabatan satu juta hektar hutan yang tidak dilaporkan.
Pohon-pohon di hutan wilayah Sumaetra dan Kalimantan dibabat habis lalu dibakar untuk ekspansi perkebunan kelapa sawit. Sayangnya, kebakaran hutan di Indonesia malah menghasilkan polusi terburuk di dunia, hingga mengirimkan kabut asap yang menyesakkan ke ribuan km jauhnya sampai Malaysia dan Singapura.
Pembakaran hutan di Indonesia telah memakan korban di masyarakat setempat, menghancurkan habitat alami bagi spesies yang terancam punah, serta menjadi salah satu faktor dalam perubahan iklim dunia. Mengganti hutan alam dengan perkebunan kelapa sawit sangat mengurangi kemampuan vegetasi untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida.
Diperkirakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia menyumbang hingga 20% dari pemanasan global di Planet Bumi.
Kebakaran hutan di Sumatera yang menyebar ke Malaysia dan Singapura dipotret dari luar angkasa. Kredit: NASA |
Kabut asap tebal dari pulau Sumatera yang sempat menyelimuti negara tetangga Indonesia tahun 2014 lalu menyebabkan krisis lingkungan dan mendorong Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta maaf. Namun tahun 2015 ini ternyata tidak lebih baik.
Penebangan dan pembakaran hutan secara brutal sangat mengancam habitat spesies yang terancam punah seperti orangutan, harimau Sumatera, badak Kalimantan, dan gajah Asia. Pada tahun 2006 diperkirakan setidaknya 1.500 orangutan mati. Dan kebakaran hutan di Indonesia ini telah menyebabkan kematian 50.000 orangutan dalam dua dekade terakhir.
Dengan belum dilabeli sebagai "Bencana Nasional" oleh pemerintah Indonesia sepertinya memang tepat. Sebab bencana ini merupakan ulah manusia sendiri. Tidak kah kita sadar kalau kita telah merusak planet tempat di mana kita tinggal?