Supermoon. Dokumen: Info Astronomy |
Bulan akan mencapai puncak fase Purnama pada tanggal 28 September 2015 pukul 02:51 UTC, atau tepat pada pukul 09:51 WIB, 10:51 WITA dan 11:51 WIT. Bulan Purnama baru bisa dilihat saat Matahari terbenam di hari yang sama.
Apa itu Supermoon?
Istilah "supermoon" sebenarnya tidak datang dari ilmu astronomi. Sebaliknya, istilah tersebut faktanya berasal dari astrologi. Peramal Richard Nolle dari astropro.com adalah orang pertama yang menggunakan istilah supermoon.
Pada tahun 1979, ia menyatakan bahwa supermoon adalah fase Bulan Baru (New Moon) atau Bulan Purnama (Full Moon) yang berada di perigee; titik terdekat Bulan dengan Bumi kita. Menurut Nolle, rata-rata ada 4 hingga 6 supermoon dalam setahun.
Tidak terdengar seperti fenomena yang istimewa, bukan? Dengan kata lain, supermoon adalah Bulan ketika berada di perigee. Pada perigee di September 2015 ini, Bulan akan berjarak sekitar 356.877 kilometer jauhnya dari Bumi. Membuatnya terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang.
Apakah Menyebabkan Bencana Besar?
Kami pikir, tidak. Setidaknya secara ilmiah, Bulan Purnama hanya akan membuat pasang air laut lebih besar daripada fase-fase Bulan lainnya. Dan selain menyebabkan naiknya pasang air laut, tidak ada lagi bencana yang terjadi.
Tidak juga menyebabkan kiamat atau akhir dunia seperti yang dikabarkan belakangan ini. Bulan Purnama 28 September 2015 memang akan disebut Blood Moon karena ia akan tampak memerah akibat terjadi Gerhana Bulan Total. Sayangnya gerhana Bulan tersebut hanya terlihat di Benua Amerika, Greenland, Eropa, Afrika dan Timur Tengah.
Bulan Purnama pada 28 September 2015 akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi, setidaknya sampai 14 November 2016.