Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bagaimana Cara Astronot Muslim Melakukan Ibadah Salat di ISS?

Allah Maha Melihat, bahkan ketika Anda di luar angkasa. Sebagai seorang Muslim, Anda diwajibkan untuk ibadah salat lima waktu sehari, namun apa jadinya jika di lakukan di Stasiun Luar Angaksa Internasional (ISS) yang berada di orbit Bumi dengan gravitasi yang kecil ditambah arah Ka'bah di Mekkah (yang menjadi kiblat) yang berubah-ubah?
Astronot Malaysia Sheikh Muszaphar Shukor saat melakukan ibadah salat di ISS tahun 2007 silam. Kredit: NASA
Info Astronomy - Allah Maha Melihat, bahkan ketika Anda di luar angkasa.

Sebagai seorang Muslim, Anda diwajibkan untuk ibadah salat lima waktu sehari, namun apa jadinya jika dilakukan di Stasiun Luar Angaksa Internasional (ISS) yang berada di orbit Bumi dengan gravitasi yang kecil ditambah arah Ka'bah di Mekkah (yang menjadi kiblat) yang berubah-ubah?

Pada Ramadhan yang jatuh pada bulan Oktober tahun 2007, astronot asal Malaysia, Sheikh Muszaphar Shukor siap diluncurkan ke ISS untuk menjalani misi di sana. Ia adalah satu-satunya astronot, hingga saat ini, yang berasal dari Malaysia dan Asia Tenggara.

"Saya beragama Islam," kata Sheikh Shukor saat konferensi pers di Moskow sebelum peluncurannya ke ISS, "Prioritas utama saya bukan hanya melakukan percobaan ilmiah di ISS, tetapi saya harus tetap beribadah di sana."

Astronot Malaysia yang juga merupakan seorang ahli bedah ortopedi tersebut bukanlah Muslim pertama yang meluncur ke luar angkasa. Pada tahun 1985, Sultan bin Salman bin Abdulaziz al-Saud, seorang pangeran Arab Saudi, meluncur ke luar angkasa menumpangi pesawat ulang alik Discovery. September 2007 lalu, pengusaha telekomunikasi Iran-Amerika, Anousheh Ansari, dibiayai Rusia untuk mengunjungi ISS sebagai "turis antariksa."

Agar Sheikh Shukor yang akan ke ISS saat itu dapat beribadah salat di luar angkasa, Agensi Antariksa Malaysia (ANGKASA) dan Departemen Islam Malaysia mengadakan konferensi selama dua hari pada bulan April 2007. Mereka mengundang 150 sarjana, ilmuwan, dan astronot untuk membahas "Islam dan Kehidupan di Luar Angkasa." Hasilnya adalah, mereka merilis buku pedoman untuk astronot Muslim di luar angkasa.

Lima waktu sehari (sebelum Matahari terbit (Subuh), pada tengah hari (Dzuhur), sore hari (Ashar), setelah Matahari terbenam (Maghrib), dan pada malam hari (Isya')), muazin di Bumi memanggil umat Islam untuk melakukan salat dengan suara adzan. Sedangkan ISS mengorbit Bumi dengan kecepatan 27.500 km per jam sehingga mengelilingi Bumi 16 kali dalam sehari. Apakah itu berarti harus salat 80 kali dalam 24 jam?

Pedoman yang dirilis di atas menyatakan bahwa: untuk melakukan salat di ISS, seorang Muslim tidak perlu mengikuti Matahari terbit dan Matahari terbenam di sana, tetapi mengikuti waktu 24 jam pada zona waktu dari Baikonur, Kazakhstan. Jadi apa bila, misalnya, di Baikonur sudah masuk waktu Maghrib namun suasana di ISS masih tersinari Matahari, astronot Muslim di ISS wajib salat Maghrib pada waktu tersebut.

Masalah berikutnya: Dimana arah Mekkah?
Muslim di Bumi menghadap arah Mekkah, di pusat Arab Saudi, ketika melakukan ibadah salat. Pada buku pedoman yang sama dinyatakan, astronot Muslim di ISS dapat salat cukup dengan menghadap ke Bumi, dengan niat salat.

Di gravitasi yang kecil di ISS juga cukup menyulitkan untuk gerakan salat seperti berdiri, membungkuk (rukuk), berlutut, dan sujud. Otoritas Islam Malaysia mengatakan astronot Muslim harus berdiri. Jika ia tidak bisa berdiri, dia harus duduk. Jika dia tidak bisa duduk, ia harus berbaring. Dan jika dia tidak bisa melakukan salah satu dari mereka, dia diizinkan untuk secara simbolis menunjukkan postur dengan kelopak matanya atau untuk sekadar membayangkan mereka sedang salat.

Sebelum ibadah, seorang Muslim harus melakukan wudhu, sedangkan air di ISS begitu terbatas yang bahkan keringat dan urin justru didaur ulang. Dengan begitu, astronot di ISS diharuskan "wudhu kering" alias tayamum.

Lalu dalam Islam, daging babi dan alkohol dilarang untuk dikonsimsi. Hewan yang akan dikonsumsi sebagai makanan juga harus disembelih dengan cara tertentu. Semua makanan harus halal (dalam hukum Islam). Tapi bagaimana bisa astronot Muslim tahu jika makanan di ISS itu halal? Jika ia ragu, dalam buku pedoman dikatakan, astronot diperbolehkan makan dengan cukup untuk menangkal lapar.

Berikut video Sheikh Shukor yang Melakukan Ibadah Salat di ISS:

Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.