Ilustrasi Lubang Hitam. Kredit: NASA, Getty Images |
Dalam kala kehidupan bintang normal, ada sebuah gaya gravitasi yang menarik dan tekanan yang mendorong keluar pada tubuh sebuah bintang. Reaksi nuklir di inti bintang menghasilkan cukup energi untuk menahan tekanan yang mendorong keluar tersebut.
Namun, ketika bintang masif kehabisan bahan bakar nuklir, seluruh materi dalam inti bintang akan terkompresi menjadi sangat padat. Semakin besar inti sebuah bintang, semakin besar gaya gravitasi yang memadatkan materi, bintang akan runtuh dalam gravitasinya sendiri.
Setelah runtuh dalam gravitasinya sendiri, bintang masif ini akan meledak sebagai supernova. Seluruh materi dalam isi perut bintang akan menyebar, tumpah ruah, sementara inti bintangnya akan benar-benar runtuh karena gravitasinya sendiri.
Jika inti yang tersisa setelah supernova masih berukuran besar (lebih dari 2,5 kali massa Matahari), inti bintang tersebut akan menjadi sebuah Lubang Hitam. Inti bintang yang menjadi Lubang Hitam ini akan memiliki volume sama dengan nol, yang memiliki kepadatan yang tak terbatas. Inilah yang disebut singularitas.