Titan, satelit alami terbesar planet Saturnus. Kredit: NASA |
Musim panas ini, Cassini berhasil memotret salah satu pulau di Titan yang terlihat berkilauan dari luar angkasa. Para ilmuwan juga telah berhasil mengobservasi pemandangan gelombang atau ombak pada lautan metana cair pada permukaan Titan.
Saat ini, setelah Cassini terbang lintas dekat Titan pada 21 Agustus 2015, Cassini memotret dua fitur aneh, sebuah pulau baru yang belum ditemukan pada lintas dekat sebelumnya. "Kami berhasil menemukan pulau baru," kata Cornell Alexander Hayes, yang mempresentasikan survei Titan di American Astronomical Society's Division para pertemuan Planetary Sciences.
Titan adalah satu-satunya objek di Tata Surya selain Bumi yang memiliki siklus hujan serta fitur geografi yang menarik untuk dipelajari. "Titan memiliki bukit pasir, danau, laut, bahkan sungai. Semua ini membuat Titan menjadi menarik dan misterius," kata Hayes.
Zoom-in Kraken Mare di Titan. Kredit: NASA |
Aktivitas Cassini tersebut mengungkapkan bahwa Kraken Mare sedalam 200 meter. Lautan ini didominasi oleh banyak metana.
Meskipun Bumi dan Titan adalah dua objek di Tata Surya yang memiliki lautan, namun lautan di Titan sangat berbeda dari Bumi. Suhu permukaan Titan mencapai -179°C, dengan lautan yang dipenuhi dengan metana cair, etana, dan gas alam cair lainnya.