Hujan meteor Perseid. Kredit: Jack Fusco |
Tim redaksi Info Astronomy telah mengumpulkan data dan menyusun ulasan menarik dari hujan meteor Perseid yang sayang untuk diabaikan ini.
Kapan dan bagaimana cara mengamati hujan meteor Perseid tahun 2015?
Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya selama tiga hari berturut-turut, yakni tanggal 11, 12 dan 13 Agustus 2015. Yup, seperti tahun-tahun sebelumnya. Hujan meteor ini dapat diamati sepekan sebelum puncaknya hingga sepekan setelahnya. Hujan meteor Perseid tentu akan lebih intens terlihat ketika puncak, akan ada hingga 60 meteor per jam!
Titik kemunculan hujan meteor Perseid. Kredit: Sky & Telescope, Diterjemahkan oleh Redaksi Info Astronomy |
Anda tidak perlu peralatan khusus untuk menikmati hujan meteor Perseid ini. Anda bahkan tidak perlu tahu di mana arah munculnya meteor, entah itu Timur, Selatan, Barat atau Utara. Yang Anda butuhkan adalah langit lokasi pengamatan yang cerah tak berawan, serta jauh dari polusi cahaya.
Pandangan langit yang luas dan terbuka juga sangat penting karena meteor-meteor tersebut terbang melintasi langit dari berbagai arah. Bisa itu di arah atas kepala, di cakrawala Utara atau di dekat Barat Daya, dari mana saja. Namun titik radian dari hujan meteor Perseid ini ada di rasi bitang Perseus, meteor-meteor akan seolah datang dari rasi tersebut.
Anda cukup duduk di kursi santai sambil mengamati langit, gunakan jaket hangat juga karena pengamatan hujan meteor Perseid bisa dilakukan saat selepas tengah malam hingga Matahari terbit. Mata Anda juga butuh adaptasi dengan langit sebelum pengamatan, amatilah langit selama kurang lebih 20 menit untuk melihat meteor pertama Anda.
Seperti inilah grafis bagaimana hujan meteor terjadi. Kredit: Astrobob |
Setiap tahun, dari tanggal 17 Juli-24 Agustus, Planet Bumi kita melintasi bekas jalur orbit Komet Swift-Tuttle, komet yang merupakan sumber dari hujan meteor Perseid. Puing-puing atau debu dari komet ini masuk ke atmosfer Bumi pada 11, 12 dan 13 Agustus: puncak hujan meteor Perseid.
Puing-puing yang disebut debris dari Komet Swift-Tuttle menghujani atmosfer Bumi dengan kecepatan 210.000 kilometer per jam. Banyaknya debris yang masuk ke atmosfer Bumi akan terlihat bagai hujan meteor dari permukaan Bumi. Tenang saja, meteor-meteor ini akan terbakar habis di atmosfer sebelum sempat mencium Bumi.
Komet Swift-Tuttle memiliki orbit yang sangat panjang, bahkan hingga mencapai orbit Pluto. Ia mengorbit Matahari dalam jangka waktu sekitar 133 tahun. Setiap kali komet ini melewati tata surya bagian dalam, Matahari 'meleburkan' komet, menyebabkan ia melepaskan puing-puing komet di orbitnya. Komet Swift-Tuttle telah mencapai perihelion (titik terdekat dengan matahari) pada bulan Desember 1992 dan akan berada di perihelion lagi pada Juli 2126.
Meteor-meteor pada hujan meteor Perseid bergerak sangat cepat, lebih cepat dari kereta tercepat Shinkasen milik Jepang. Maka dari itu, pengamatan lewat teleskop akan menyulitkan. Anda tidak butuh teleskop untuk mengamatinya.
Ini adalah hujan meteor favorit semua pengamat langit di Bumi, jangan sampai lewatkan keindahannya!
Follow Twitter @infoAstronomy untuk mendapatkan informasi penting seputar Perseid dan info astronomi lainnya.